CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL PART4

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL PART4

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL PART4, Hasrat-Bispak30 "Eh kalian review gak, sang cebol barusan itu… matanya jelalatan selalu lihatin dadanya Cie Fifi… kurang ajar dech utamanya", gerutu Sherly saat kami ketujuan parkir mobil.

"Waktu iya Sher? Saya tidak review sich", bertanya Jenny.

"Kamu sich, yang dilihatin cuman Eliza. Berhati-hati lho Jen, kelak yang cemburu bukan hanya saya saja lho!", kata Sherly dengan suara menarik.

"Kalian ini… apaan sich…", saya mengeluhkan kecewa walau sebetulnya hatiku suka sekali dengar semuanya ledekan mereka itu.

"Lhoo… kan betul-betul betul, bukan saya saja yang dapat cemburu, tetapi yayangmu  kan", goda Sherly kembali, serta Jenny turut ketawa melihatku gak dapat menjawab.

Habis dech saya, mereka berdua seperti bekerja bersama-sama buat mengejekku habis habisan dari mulai kantin hingga sampai ke parkir mobil. Tidaklah ada yang dapat kulakukan, saya telah tidak dapat membalasnya kata-kata mereka serta pasrah saja disertai ke-2  doiku ini, yang sampai hati membuatku selalu tersenyum malu semacam ini.

"Lhoo… Andy itu nungguin kamu sayang. Hayo, kalian janjian ya?", goda Sherly saat kami telah dekat sama mobilku.

"Hai Andy… nungguin Eliza ya… nih kukembalikan dech Elizanya", Jenny menegur Andy sekalian mengejek kami berdua.

"Hai Eliza… hai Jenny… Sherly…", sapa Andy yang lalu menunduk malu, karena mungkin ledekan Jenny itu.

"Hai pun Andy… Eh Eliza, kamu kok diam saja sich?", Sherly langsung mengejekku selesai membalasnya panggilan Andy.

Sekarang saya cuma dapat turut menunduk malu. Lantaran Jenny dan Sherly, sekarang lidahku rasanya kelu juga cuma buat menegur Andy.

"Ya telah dech, kami titip Eliza sama kamu ya Andy. Tidak boleh dimusnahkan lho!", kata Jenny yang tiba-tiba suara suaranya jadi galak.

"I… Iya", jawab Andy dengan suara lambat.

"Awas kalaupun kamu hingga sampai melenyapkan Eliza, Andy", kata Sherly dengan sama galaknya.

"I… Iya…", Andy menjawab kembali dengan nada sepelan barusan.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL PART4

Mukaku rasanya betul-betul panas. Entahlah, kemungkinan mukaku udah semerah kepiting rebus. Saya memandang mereka berdua dengan geram berbaur puas dan malu, tetapi mereka berdua berlaku seakan tidak ada apa-apa sampai saya jadi kian gaungs dari mereka berdua.

"Ya telah Eliza, saya pulang dahulu ya, bentar kembali saya les sama Cie Stefanny tuch. Andy, saya pulang dahulu ya", kata Jenny yang mengedipkan matanya dengan lucu sekalian melambai-lambaikan tangan.

"Saya turut kamu saja ya Jen. Dah, Eliza… Dah Andy…", kata Sherly yang lambaikan tangannya.

Saya balas melambai-lambaikan tangan tidak lama dari mereka berdua. Saat sebelum saya kembali menunduk malu, saya menyaksikan sepintas, rupanya Andy  angkat tangannya pada Jenny dan Sherly.

Diam diam saya terasa sedikit iri mengandaikan apa yang kurang lebih bakal terjadi di dalam rumah Jenny sesudah ini. Ditambah lagi Sherly ikut pula ke situ. Barangkali Sherly serta Jenny dapat membawa Cie Stefanny bermesraan atau juga bercinta, serta perlahan-lahan hasratku mulai naik mengandaikan semuanya.

Tetapi saya sadar saya jangan memikirkan beberapa hal yang dapat menghidupkan hasratku pada saat saya masih di sini bersama Andy, lantaran saya gak ingin membuat malu diriku sendiri. Apalagi saya tidak boleh kehilangan fokusku kini. Saya tidak mau Andy menduga saya tidak perhatian kepadanya jika selanjutnya obrolanku gak menyambung sebab pikiranku yang melayang-layang ke mana saja.

"Hai Eliza…", Andy menyapaku kembali cocok sewaktu saya memandang Andy.

"Hai pun Andy…", sekali ini saya dapat balas menegur, kendati pun dengan hati yang berdebar-debar gak karuan.

Kami kembali termenung sekejap lama waktunya. Saya coba cairkan situasi yang canggung ini.

"Andy, kamu betul sedang nungguin saya?", saya menanyakan di Andy.

Andy tersenyum malu dan mengacauk.

"Mengapa?", tanyaku dengan penuh rasa ingin mengetahui apa kurang lebih jawaban Andy.

"Aku… aku…", Andy tergagap kuatir.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Saya tersenyum geli menyaksikan kecemasan Andy. Biarpun sudah pasti saya berasa puas, tetapi saya mulai ingin tahu kenapa Andy menantiku di sini. Apa Andy pengin mengucapkan suatu hal padaku?

Kembali kembali saya mengeluh dalam hati, dengan seluruhnya perhatian yang diberi Andy padaku ini, tetap juga kami ini belum pula dengan status sepasang pujaan hati.

Biarpun demikian, besar asaku kalau dalam tempo dekat kami berdua bakal nyata-nyata jadian, dan… dan…

"Eliza… eeh… kelak malam… bisa saya telpon kamu?", bertanya Andy membubarkan lamunanku.

Saya terasa seperti tersambar petir pada siang hari yang benar-benar ceria ini, lalu hatiku rasanya seperti disiram air es yang benar-benar dingin. Nyaris saya semaput, dan saya hampir gak yakin dengan pendengaranku.

Tapi… oh, terima kasih Tuhan… berikut waktu yang kutunggu nantikan semenjak saya bersua dan mengetahui Andy di kelas 1 SMA. Pada akhirnya Andy mulai berani jelas terangan usaha dekatiku, dan saya mulai berani mengharapkan, mudah-mudahan mimpi elokku bakal lekas terkabulkan.

"Bisa", saya menjawab sekalian menunduk, serta saat ini tukar saya yang tersenyum malu berbaur rasa suka yang sangat begitu.

"Kalaupun gitu… saya malam nanti telpon kamu ya… jam delapan malam bisa Eliza?", bertanya Andy kembali.

"Iya… jam delapan malam boleh… aku… saya nantikan ya", saya berucap lambat, dan mukaku berasa panas.

"Iya… jam delapan malam", kata Andy.

Jantungku berdetak dengan cepat, hingga sampai rasanya saya dapat dengar degup jantungku sendiri. Ini yaitu suatu janji yang menggembirakan buatku.

"Saya pulang dahulu ya Andy…", saya minta pamit pada Andy seusai kembali lagi kami tercenung cukuplah lama.

"Oh iya… saya  pulang dahulu Eliza. Take care ya…", kata Andy.

"Iya, kamu  take care ya Andy…", kataku dengan jantung yang kembali berdetak kuat.

Saya masuk ke mobilku seusai sama sama melambai-lambaikan tangan dengan Andy. Sekarang saya diperjalanan pulang, dengan hati yang paling berbahagia. Andy akan menghubungiku malam nanti, tidak tahu apa yang bakal kami bahas.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Yang terang ini hari saya suka sekali, serta saya tidak sabar tunggu waktu ini berputar-putar sampai jam delapan kelak, mendatangkan waktu yang cantik bagiku.

V. Kenakalanku Bersambung

Saya mendesak klakson mobilku 1x saat saya telah ada di muka pintu gerbang rumahku. Tidak lama kemudian saya lihat Wawan yang membuka pintu bagiku, dan saya jadi terkenang keusilanku barusan pagi. Saya membatasi napas sembari masukkan mobilku ke garasi, siap-siap terima nasibku.

Tetapi saya sedikit terperanjat memandang ada mobil kokoku dalam garasi. Serta di saat saya menyaksikan kokoku berada pada dalam mobilnya, yang kayaknya repot mengutak atik suatu di mobilnya, saya bernafas lega. Tiga pejantan yang benar menempatkan marah padaku itu gak dapat seberani itu untuk menyentuhku pada saat ada kokoku di sini.

Karena itu saya turun dengan rileks, serta merapat mengarah kokoku masih repot dalam mobilnya. Saya lihat Wawan yang menatapku dengan penuh hasrat, serta saya meleletkan lidah kepadanya dengan tenang tanpa ada was-was dapat diapa apakan olehnya. Serta saat ini saya telah ada dalam samping kokoku.

"Halo ko… diapain kembali sich mobilnya?", saya menegur kokoku.

"Oh… kembali masang CD lagu baru nih", jawab kokoku.

"Lagunya siapa… saya ingin donk", saya mulai merengek-rengek.

"Iya iya saya membeli dua kok. Nih satunya", kata kokoku yang keluar mobilnya dan memberinya satu kotak CD masih yang terbungkus ini padaku, keliatannya kokoku udah tuntas menempatkan CD lagu anyar itu dalam CD changer mobilnya.

"Terima kasih ya ko", kataku dengan suka dan menimang-nimang nimang CD itu, lantas memulai membaca lihat judul lagu yang ada pada CD itu.

"Iya iya… marilah makan dahulu, saya udah lapar nih", kata kokoku sekalian menggerecoki rambutku sampai jadi sedikit awut awutan sesuai ini.

"Iih… apaan sich", saya marah-marah serta menguber kokoku yang udah larikan diri ke dalam. 

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL PART4

Demikian bila saya berbicara kokoku, kami kerap jadi sedikit ribut dalam gurau sebagai berikut. Selanjutnya kami makan bersama sekalian sama sama ceritakan banyak perihal yang anyar kami alami.  Tentunya saya tidak segila itu untuk ceritakan semuanya kesibukan seksual yang kualami di kokoku.

"Me, saya kelak dibutuhkan handycam. Berada pada kamu kan me?", bertanya kokoku waktu kami udah tuntas makan.

"Oh iya… sekejap saya ambilkan ya ko", kataku sembari membasuh tanganku.

"Aku terus turut saja ke kamarmu me, sekaligus meriksa anti virus di komputermu", kata kokoku.

"Ok dech", kataku serta saya tunggu kokoku usai membasuh tangan, lalu kami keduanya sama ke atas tuju kamarku sekalian terkadang sama-sama menghina, serta sekali ini saya yang menang demikian saya gunakan Cie Stefanny jadi bahan ledekan.

Saya lepaskan sepatu serta kaus kakiku, yang lalu segalanya kutaruh di almari sepatu. Saya jadi terkenang tempo hari, waktu Jenny dan Sherly tiba mengantarku serta memandang sepatu Cie Stefanny.

Sekejap jantungku berdetak kuat. Tiba-tiba saya berasa takut memikirkan apa reaksi kokoku jika dia lihat Cie Stefanny tertidur di tempat tidur kamarku pada kondisi telanjang bundar. Tetapi aku terus kembali tenang di saat saya sadar jika tidaklah ada sepatu siapa saja yang di muka pintu kamarku.

Dalam kamar, saya menghidupkan AC serta buka korden jendela. Selesai kokoku merapikan anti virus di komputerku serta handycam itu kuberikan kepadanya, kokoku mohon pamit padaku, tukasnya ingin temani papi mama. Mereka akan pulang hari Minggu kelak, yang kemungkinan besar mereka pulang pada malam hari seperti biasanya.

Sekalian tutup pintu seusai kokoku udah keluar kamarku, saya mulai pikir, bermakna saya sendirian hingga sampai esok malam. Serta saya tahu saya mustahil dapat lolos dari gempuran tiga pejantan di rumahku ini kalaupun saya tidak menutup diri di kamarku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Tetapi saya kebingungan pula pikirkan apa yang penting kulakukan waktu saya mesti makan nanti malam. Entahlah, barangkali saya mesti mencegah lapar malam nanti. Yah, menganggapnya saja diet.

Jadi saya menggembok pintu kamarku, namun sebuah ketukan di waktu saya masih sedekat ini dengan pintu kamarku membuatku menjerit terkejut.

"Me, ada apakah?  Ini barusan saya lupa kalaupun saya bawain kamu roti tawar serta keju kegemaranmu", kudengar nada kokoku dari balik pintu.

Saya buka pintu lalu saya menghambur dan memegang kokoku dengan lega. Jantungku berdetak kuat, serta saya usaha merehatkan diriku dengan menyelisipkan parasku di dada kokoku yang cukup bagian ini.

Kokoku balas merengkuh badanku secara halus, serta saya terus diam dalam dekapan kokoku.

"Me, ada apakah?  Barusan kamu kok hingga menjerit begitu?", bertanya kokoku dengan bertanya-tanya.

"Aku… anu… memang siapakah yang tidak terkejut kalaupun pintu yang baru kukunci udah diketok semacam itu?", saya berkeberatan dan mendangak menyaksikan kokoku, serta saya menempatkan muka cemberut.

"Ooh… sorry dech jika getho", kata kokoku lalu membelai rambutku dengan sayang.

Saya suka sekali dengan tindakan halus kokoku ini. Saya kembali menyelisipkan mukaku ke dada kokoku, dan saya rasa aman ada pada dekapan kokoku.

Sesungguhnya saya gak pengin membebaskan kokoku pergi, saya ingin nikmati perasaan aman ini. Namun saya takut kokoku justru syak wasangka dengan sikapku.

Karenanya dengan berat hati saya membebaskan dekapanku pada kokoku, lalu saya terima roti pemberian kokoku, tentu gak lupa saya mengucapkan terima kasih kepadanya.

Seusai kokoku keluar kamar, saya kembali mengamankan pintu kamarku biar nanti kokoku udah pergi, saya telah aman. Sekurangnya ini siang saya bebas dari masalah pak Berbudiin, Wawan dan Suwito yang benar tidak ikhlas membiarkanku tidak bekerja.

Dan roti yang dikasihkan kokoku ini pastinya dapat melindungiku dari rasa lapar waktu kelak saya harus terpenjara dalam kamarku sendiri, buat mengelit gairah tiga pejantan itu.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL PART4

Sekarang saya pengin tidur siang barang sekejap, agar malam nanti saya tidak lelah atau mengantuk waktu Andy menghubungiku. Dan sudah pasti saya gak ingin lekas tidur demikian saja, saya ingin tubuhku bersih maka dari itu saya dapat tidur secara nyaman.

Jadi saya siap-siap untuk selekasnya mandi. Sekalian menenteng handuk, saya berangkat ke kamar mandiku buat mempersiapkan air hangat pada shower dengan memutar handel keran menjurus yang umumnya.

Sehabis saya berasa air yang memancar dari shower ini gak sangat dingin, dengan enjoy saya menanggalkan busana dan rok seragam sekolahku, pun bra dan celana dalamku, lalu seluruhnya kutaruh dalam keranjang busana kotor.

Saya mengamankan pintu kamar mandiku dan saya lekas berdiri di bawah siraman shower air hangat ini sampai rasa letih yang menimpa badanku sedikit terobati.

Seusai seluruhnya badanku basah, saya mulai menganakemaskan badanku dengan cairan sabun mandiku yang halus, namun saya jadi menggigit bibirku sendiri waktu saya menyabuni ke-2  payudaraku.

Seringkali telapak tanganku menyenggol puting payudaraku tanpa berencana waktu saya mencuci ke-2  payudaraku, dan dari mulanya yang tak berencana itu sekarang saya sendiri yang justru menyengaja sentuh serta memikat ke-2  puting payudaraku sendiri.

"Mmmh…", saya mengesah nikmati rasa panas yang mulai menjalari badanku.

Sekarang saya mulai meremas halus ke-2  payudaraku sendiri, sembari memikirkan Andy sedang mencumbu dan memanjakanku dengan mesra di kamar mandiku kini.

"Mmmh…", saya kembali mengesah dengan napas mengincar, sekalian pejamkan mataku serta nikmati fantasy liar yang penuhi pikiranku ini.

"Ohh… Andy…", saya mendesah, dan bersamaan nafsuku yang semakin menggelegak, saya mulai meraba bibir vaginaku sendiri.

Semua rabaan serta penekanan yang kulakukan di bibir vaginaku dengan jemari jari tanganku ini membuatku mulai terlepas kontrol. Saya mengandaikan Andy tengah mencumbuiku dengan mesra,  lagi meraba serta meremas ke-2  payudaraku secara halus semacam ini.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Nafsuku mulai kuasai diriku. Tanganku seperti bergerak sendiri, mencelupkan jemari telunjuk kananku ke lubang vaginaku. Rasa nikmat waktu jemari tanganku merayu lubang vaginaku sendiri membuatku memikirkan Andy mencabuliku dengan penuh cinta di kamar mandiku kini.

"Mmm… ssshh…", saya mengerang, mendesah, serta menggelinjang perlahan-lahan di bawah siraman air hangat yang nyaman ini, sembari nikmati nakalnya jemari tanganku yang memikat lubang vaginaku sendiri serta saya lagi mengandaikan Andy yang melaksanakan seluruhnya padaku.

Rasa panas mulai menjalari sekujur badanku, serta napasku tambah tidak memiliki aturan. Saya pejamkan mataku dan ke-2  pahaku ini kurapatkan maksimal nikmati tiap renyutan yang mengakibatkan rasa nyeri di lubang vaginaku.

Desahanku mulai berganti menjadi  dengusan, serta selang beberapa saat badanku tersentak sentak diterpa orgasme.

"Andyyy…", saya mengesah panjang, gak kuat kembali terima seluruhnya kesan ini, dan saya menarik jemari telunjuk kananku dari capitan lubang vaginaku.

Dengan napas terengah, saya menyaksikan ke wilayah selangkanganku, di mana cairan cintaku terus merembes membasahi ke-2  pahaku. Ke-2  betisku kembali berasa pegal gara-gara kenakalanku ini, dan tenagaku kembali lagi seperti lesap demikian saja tidak tahu ke mana.

"Duh… saya ini mengapa sich… kok jadi seperti ini…", saya mengeluhkan perlahan meredam malu mengetahui jika saya baru-baru ini bermasturbasi sembari mengandaikan Andy, serta saya usaha tekan gairah birahiku ini.

Perlahan-lahan saya mulai sembuh dari situasi terangsang ini, dan orgasmeku juga menyurut. Rambutku jadi basah semuanya, dan saya memilih untuk keramas sekaligus. Gak lupa saya bersihkan lubang vaginaku barusan sempat disanggupi cairan cintaku ini, dan saat ini saya telah berasa nyaman dengan badanku.

Selanjutnya saya menghanduki rambut serta badanku sampai kering, lalu saya membelitkan handuk ini sampai tutup 1/2 sisi payudaraku hingga ke 1/2 pahaku.

Dan saya baru keluar kamar mandiku, di saat saya hampir menjerit di saat saya memandang bayang-bayang sebagian orang di jendela kamarku tadi tirainya tak kututup.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL PART4

"Kalian ini telah edan ya!", saya 1/2 mendamprat pada Wawan serta Suwito yang asyik menyaksikaniku dari jendela kamarku

Saya sesungguhnya bukan tak ingat jika badanku ini telah berkali kali dicicipi serta dijarah habis oleh mereka. Tentu saja bertelanjang badan dihadapan mereka telah bukanlah hal yang mengagumkan, ditambah lagi saat ini badanku masih terlilit handuk mandiku. Namun tidak tahu mengapa, waktu ini saya terasa geram diintip oleh mereka sebagai berikut.

Wawan dan Suwito bersikap tidak dengar kata kataku, dan mereka berdua menyimpan tangan mereka dalam telinga mereka sekalian buka mulut mereka, seakan pengin saya mengulang-ulang kata kataku, sampai saya kian dongkol. Menyaksikan sikap mereka ini saya tahu kokoku tentu sudah pergi. Kalaupun kokoku belum pergi, mustahil mereka berani kurang ajar sesuai ini padaku.

Saya mengambil langkah ke jendela dan akan tutup gordin jendela kamarku ini, di saat tiba-tiba tebersit sebuah buah pikiran yang membuatku mau ketawa.

Lihat mereka selalu menyaksikaniku begitu, saya bukanlah menutupkan korden jendela kamarku, namun saya justru membebaskan handuk yang membalut badanku, serta dengan perlahan-lahan saya turunkan handuk ini.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama