CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL PART3

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL PART3, Hasrat-Bispak30 "Udah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sekalian mengelap penisnya yang benar belepotan sperma bergabung cairan cinta Cie Fifi itu dengan gunakan celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi tidak bereaksi, dia cuman diam dan pejamkan matanya. Sang cebol memakai celana dalam serta celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Selang beberapa saat, Cie Fifi  bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok pakaiannya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Kelihatannya Cie Fifi memanglah mempersiapkan kantung plastik itu untuk menaruh celana dalamnya yang dia ketahui akan dikotori sang cebol seperti saat sebelum awal kalinya.

"Dasar. Telah orangya cebol, gak sadar kali kalaupun burungnya itucebol ", gerutu Cie Fifi yang selanjutnya tinggalkan gudang ini.

Kata-kata Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuman pendek, kasus yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa  saya harus ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mengerang terbendung waktu tau-tau kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, marilah ucapnya ingin nyepong. Kapan keluarnya bila dari barusan sekedar kamu emut saja?", bertanya Dedi yang sekarang dengan kejam selalu mendesak nekan kepalaku sampai parasku tenggelam di muka selangkangannya, dan penis Dedi itu semakin menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum serta mainkan lidahku di penis Dedi, biar dia tidak menyambung siksaannya padaku.

"Nah… begitu cantik… mari terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang sekarang mendesah serta merintih kenikmatan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara lembut pada saat saya lagi usaha membikin penis Dedi berejakulasi. Kadang-kadang saya memandang nakal di Dedi, supaya dia kian terangsang sampai pekerjaanku bakal tuntas bisa lebih cepat.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL PART3

"Mmmhh…?", saya tidak dapat berbicara, cuma dapat mengguman gak terang waktu kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu tidak ada siapa siapa kembali sewaktu saya melanjutkan service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar suara yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Sejak mulai kapan Pandu telah ada di dalam sini? Kenapa barusan saya gak memandangnya?

"Mamamm…", saya pengin larang Pandu, tetapi waktu ini mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya gak dapat berbicara secara terang.

Telat, Pandu udah menyibak rok seragam sekolahku, dan saya telah pasrah menanti hukuman yang hendak diberi Dedi bila dia melihatku menggunakan celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… gak bisa… aku dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu berganti status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak makin cepat. Dua pelajar keji ini dapat lekas melumatku dalam gudang ini, tetapi yang paling kutakutkan yaitu Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan seluruhnya rencanaku. Semestinya barusan itu saya lolos dari gudang ini tak mesti ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tidak ada waktu untukku untuk berpikiran atau berleha leha. Tau-tau badanku udah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan cukuplah lebar. Setelah itu dengan peringkat ke-2 kakiku yang selalu sesuai itu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu telah mengangkat penisnya yang nyatanya juga ereksi itu di muka parasku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan kecewa saya mengulum penis Pandu, dan saya keluarkan seluruh tehnik oralku supaya Pandu cepat gapai pucuk serta selanjutnya dia tak turut nikmati lubang vaginaku sehabis Dedi usai nikmati badanku. Dalam pada itu kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, benar pada bagian bibir vaginaku. Dedi telah ketahui. Saya pejamkan mata serta pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… sebab itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, lantaran kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya katakan kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 memarahi.

Saya gak berani menjawab, gak berani melihat. Pengin rasanya saya menangis, namun saya gak pengin kelak rekan temanku terpenting Jenny jadi menanyakan bertanya bila kelak mataku dilihat sembab.

Saya cuman dapat pasrah dan selalu mengoral penis Pandu, sembari menanti hukuman yang hendak diberi Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mengesah terbendung di saat kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku masih tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak di sana, menyebabkan kesan yang aneh saat saya memahami celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mengesah dan selalu mendesah terhambat, tetapi saya tidak lupa kalaupun saya mesti memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini lekas berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya gak kuat kembali, saya mendesah serta meronta kesakitan waktu saya merasai pedih pada vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Nikmat kan Elok?", sindir Dedi sewaktu saya menengok ke belakang buat lihat apa yang sedang dilakukan Dedi.

Saya memandang sisi bawah celana dalamku digeret ke atas. Ternyata itu membuat sisi depan celana dalamku ini terlipat, dan menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya untuk menyudahi semuanya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Tetapi Dedi nyata-nyata pengin menghukumku. Celana dalamku ini tarik ke atas dan kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini semakin jadi beres.  Di antara pedih dan nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, namun Dedi cuma ketawa tawa.

"Telah, tak boleh ngoceh lagi! Teruskan!", tiba-tiba Pandu memutar kepalaku sampai parasku kembali menghadap penisnya, dan Pandu selekasnya memberikan penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mendesah ketahan, namun sekarang ini saya tidak punya alternatif lain, saya mesti menyambung service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata sudah tidak sabar buat nikmati badanku. Saya rasakan sisi bawah celana dalamku disingkap, serta suatu benda pijakl, hangat dan lumayan besar, yang nyata kepala penis Dedi itu, saat ini melekat serta menyudutkan bibir vaginaku.

Badanku melafalkanng sejenak saat penis Dedi memotong lubang vaginaku serta lagi melesak masuk. Saya pejamkan mata meredam sakit, dan selanjutnya saya terus usaha menyambung service oralku buat penis Pandu pada saat Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi memberlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya setiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menusuk demikian dalam lubang vaginaku. Berulangkali saya melenguh terhenti, dan saya mulai gak dapat fokus untuk mengoral penis Pandu.

Oleh karena itu saya harus semakin menanggung derita waktu Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai parasku melekat di muka selangkangannya. Saya harus bertarung membatasi mual gara-gara berbau apek yang mengenai hidungku,  saya harus menghentikan terasa sakit bergabung nikmat di lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Sekarang saya cuma mengharap pasienanku ini lekas selesai. Saya pun mengharap busana seragam sekolahku ini tak lecek serta basah oleh keringatku sesudah saya tuntas dicabuli oleh dua begundal ini. Selesai saya menghimpun seluruh tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap dan menghirup penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong dan kurasakan dia mau membebaskan penisnya dari gempuranku, barangkali dia telah tak sanggup menghentikan kesenangan service oralku.

Tetapi saya tidak pengen melepasnya, saya mesti membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan untuk meredam badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat dan sekejap lalu penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Semuanya itu kulakukan di tengahnya gencarnya sikatan penis Dedi di lubang vaginaku.

"Aahh… enaknya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kenikmatan saat kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Selanjutnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan seluruh cairan dalam mulutku ini, namun saya tidak pengen Pandu dapat lolos demikian saja. Dia udah menghancurkan rencanaku baru saja semestinya telah sukses. Saya sangat jengkel kepadanya.

Saya terpikir bagaimana saya bersama Jenny, Sherly serta Cie Stefanny tempo hari sukses menaklukkan tiga pejantan di rumahku, serta kupikir saya kemungkinan dapat pakai trik yang serupa buat mengeluarkan kekecewaanku pada Pandu. Saya selalu mengisap penis di mulutku ini meskipun penis itu telah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong gak kuat terima gempuranku, tetapi saya belum pula tuntas dengannya.

Saya terus menarik serta mengisap penis Pandu, hingga akhirnya dia menguik nguik seperti disembelih saja. Selanjutnya saya menyudahi kulumanku di penis Pandu, dan saat saya membebaskan tanganku, Pandu langsung jatuh lemas, sama dengan nasib banyak pejantan di rumahku yang tergelimpang sehabis saya dan beberapa pacarku balik menyetubuhi mereka.

"Oooh… kamu nyata-nyata pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau serta menusukkan penisnya dalam dalam lubang vaginaku.

Dadaku ibaratnya dapat meletus di saat saya dengar penghinaan Dedi barusan. Selesai Dedi usai menyiraminya spermanya dalam lubang vaginaku, saya selekasnya berdiri, kembali tubuh, dan sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', kedua kalinya saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi kagum menatapku seperti gak percaya dengan yang barusan berlangsung.

"Brengsek, kamu masih dapat bisanya mengolok saya", desisku dengan suara gemetaran sangking berangnya.

Kondisi di gudang jadi diam. Deru detak jantungku dapat kudengar dengan terang. Saya menggigit bibir membatasi tangis. Saya sangat sakit hati waktu Dedi menyebutku pelacur.

Tiada mempedulikan mereka kembali, saya selekasnya keluar gudang ini. Namun saya sadar jika saya harus mengatur diriku dalam toilet, sekalian sekurangnya saya mesti bersihkan tersisa sperma Dedi yang meluluh dari bibir vaginaku.

Di toilet, saya selekasnya mengusung rok seragam sekolahku, serta saya ambil tissue yang siap buat mengelap lelehan sperma disekitaran pangkal pahaku. Sejumlah tissue kuambil serta kuselipkan di sisi dalam celana dalamku yang sedikit basah, agar dapat memudahkan rasa gak nyaman pada selangkanganku.

Dan sekali ini saya sudah tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya mesti terima olokan semacam ini? Dengan berurai air mata, saya membereskan rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung makeup tipis pada mukaku tidaklah sampai hancur karena air mataku.

‘kriiing…', bel pertanda jam pelajaran berpindah udah mengeluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet dan saya sedikit lari menjurus kelasku. Diperjalanan saya menyaksikan pak Totok yang baru keluar kelasku, serta aku segera menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tau-tau sakit pada perut, jadi tidak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian sampaikan argumen kenapa saya barusan tak dapat ada di kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tak ada quiz maupun ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu nyata sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Bila masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL PART3

‘Uh… UKS? Gak deh… saya tak mau tertiban bencana untuk ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Tidak mesti pak, Eliza telah lebih enak. Terima kasih pak, saya kembali lagi ke kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit pada pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, serta saya selekasnya balik tuju ke kelas untuk ikuti jam pelajaran paling akhir.

IV. Suatu Janji Yang Memuaskan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya telah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny di saat saya telah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya habis sakit pada perut Jen", jawabku lambat.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu habis nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan risau.

"Iya, barusan perutku tiba-tiba sakit sekali, saya tidak kuat metahan sakitnya, jadi saya hingga nangis. Namun saya sudah lebih enak kok saat ini Jen", saya bohong agar Jenny stop mengkhawatirkanku

"Saat ini perutmu telah tidak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan kasihan.

Saya geleng-geleng kurang kuat sekalian usaha tersenyum di Jenny.

Sebetulnya saya terasa sedikit gak sedap karena saya harus tidak jujur di Jenny yang demikian memerhatikan dan mengasihiku. Perasaan salah ini sedikit mengacauku, walaupun saya tahu ini yaitu yang terhebat, dibanding ada yang dengarkan perbincangan kami waktu saya menyatakan apa yang sebetulnya berlangsung padaku pada saat saya berada di toilet, ataupun lebih pasnya di gudang barusan.

Tetapi tidak lama setalah itu Jenny udah kembali repot memikat serta mengejekku masalah Andy. Manalagi di saat jam paling akhir ini hari guru yang sebaiknya mendidik di kelas kami tidak masuk, maka dari itu kami bebas belajar sendiri. Jenny semakin bergairah memikatku, dan saya udah kehilangan akal buat membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuma dapat tersenyum malu.

Serta pada saat saya gak tahu mesti melakukan perbuatan apa, tiba-tiba saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang kurang lebih tengah dijalankan Andy? Apa yang kurang lebih ada pada pemikiran Andy kini? Apa dia pikirkanku? Tau-tau saya telah berasa kangen di Andy.

"Duh… bidadari yang satu berikut kembali kasmaran deh… hingga sampai sampai saya tidak dirasa kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba menghindari.

"Getho ya? Jika gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sekalian memandang ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu ingin katakan apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya pengin ngomong apa ya… saya pengen omong, jika Eliza gak senang dengannya", Jenny menjawab dengan type cuek bebek sembari mulai mengepaki buku bukunya ke tas sekolahnya, lantaran bel pulang sekolah betul-betul barusan mengeluarkan bunyi.

"Jeen… gak boleh begitu dong… aku…", saya mulai was-was jika kalau Jenny sungguh-sungguh lewat kata tukasnya, serta saya serta lagi merengek-rengek.

"Kalaupun getho kamu tidak boleh menangkis selalu sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali memikatku.

"Aku…", saya tidak dapat bercakap apa apalagi dan parasku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman jail. Saya cuman dapat tersenyum malu sembari membenahi semua buku serta alat tulisku ke tas sekolahku. Seusai doa pulang, saya dan Jenny siap-siap keluar kelas saat Sherly tau-tau tampil di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya berniat mengeluhkan di saat saya menyaksikan Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini pengin hingga sampai kapan sich baru suka nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Hingga sampai kamu jadian sama Andy, serta nraktir kita kita", kata Jenny serta Sherly nyaris berbareng dan mereka ketawa suka.

"Ssstt!! Apaan sich? Bila yang lainnya dengar bagaimana coba!", saya marah-marah dengan kuatir.

"Sebab itu tidak boleh ngelamun saja sayang… review donk di sini telah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sembari merengkuhku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL PART3

Saya menyaksikan ke sekitarku, rupanya memang kelasku ini udah kosong disamping kami bertiga. Tetapi tetap juga saya khawatir jika ada yang dengar kata-kata mereka barusan perihal saya jadian sama Andy. Saya tidak ingin Andy dengar issu yang tak tidak, saya gak mau hubunganku dengan Andy yang baru memulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu hingga sampai ke mobilmu ya", kata Sherly lalu menggamit tanganku.

"Namun, saya pengin mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian terlebih dulu saja dech", saya coba memberikan argumen untuk pisah pada mereka, agar saya gak terus menerus menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya gak apa apa, bertepatan saya pula haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya pula haus kok. Ya sudah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang sekarang telah tarik tanganku.

Saya tidak mempunyai argumen kembali, jadi saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Sudah pasti ledekan mereka kepadaku kembali bersambung, dan saya cuman dapat tersenyum malu.

Hingga sampai di kantin, hatiku jadi risi sewaktu saya memandang sang cebol. Saya terkenang perbuatan kejinya di gudang barusan pada Cie Fifi.

Tapi saya usaha punya sikap biasa. Ditambah lagi Cie Fifi telah menegur kami serta bertanya apa yang kami pesan. Sesudah kami bertiga tuntas minum, kami selekasnya bayar pesanan kami dan minta pamit pada Cie Fifi.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama