CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL, Hasrat-Bispak30 Telah berapa menit saya terjaga dari tidurku. Walau saya udah berasa cukup tambah enak, saya masih ingin bermalasan, serta membebaskan badanku yang telanjang bundar serta terselip dalam bedcover ini selalu terbujur, nikmati empuknya ranjangku. Terkadang saya menciumi rambutku yang terbentang di atas bantalku ini, nikmati lembutnya rambutku serta wanginya berbau rambutku ini.

Serta saya udah kembali tersenyum senyuman sendiri karena saya terpikir insiden pada hari tempo hari bersama Andy, dimulai dari sikap canggungnya di sekolah saat temaniku sampai balik ke kelasku, serta yang sangat membuatku berbahagia yaitu SMS Andy malam harinya, yang mengingatiku biar selekasnya istirahat serta tidur karena ia paham saya kelelahan.

Akan tetapi, Andy tahunya saya kelelahan lantaran belajar sampai malam, tidak dikarenakan ngeseks berkali kali semenjak tempo hari lusa. Saya menyaksikan jam kamarku, nyatanya udah jam 5:10 pagi. Jadi saya menarik napas panjang, siap-siap menjalankan ini hari yang tidak tahu akan memberinya warna apalagi di kehidupanku.

"Auw…", saya meratap perlahan-lahan waktu saya melangkah kakiku ke kamar mandi.

Ke-2  betisku masih berasa demikian pegal waktu kupakai jalan, juga lubang vaginaku kadang-kadang berasa sedikit nyeri. Rupanya badanku belum juga sembuh betul sesudah tempo hari saya terbawa dalam acara pesta sex yang liar itu. Walau sebenarnya saya udah istirahat semalaman tiada problem, sampai saya udah tidur lebih mula seusai terima SMS Andy lebih kurang jam 9 tempo hari malam.

Saya mengambil langkah tertatih tatih ke dalam almari bajuku untuk ambil bra dan celana dalamku,  seragam putih abu abu. Peduli benar-benar dengan intimidasi Dedi, ini hari saya memilih untuk memanfaatkan celana dalam. Sepanjang hari tempo hari di sekolah saya berasa sangat risau, mengayalkan rekan temanku di sekolah tahu kalaupun saya tidak memakai celana dalam. Jika kelak Dedi menyusahkanku, saya udah pasrah.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL

Kadangkala saya meratap, saat merasa sakit yang menimpa betisku ini mengacaukan cara kakiku. Bahkan juga saat ini saya anyar rasakan jika otot perutku pun sedikit kejang, seperti habis melaksanakan sit up berkali dapat saja.

Tapi perlahan-lahan saya mengerti sebuah perihal yang aneh, tidak tahu mengapa saya justru nikmati terasa sakit yang menimpa perutku ini.

"Ih… apaan sich saya ini… zaman pagi pagi telah kacau balau gini…", saya menggerundel dan memarahi diriku sendiri.

Karenanya saya usaha tidak untuk membebaskan pikiranku melayang-layang kemanapun. Sehabis saya gantungkan seluruhnya lembar busana yang bakal kukenakan namun juga handukku, saya menutup pintu biarpun saya masih ingat kalaupun pintu kamarku terkunci. Tetap juga rasanya aneh jika saya mesti mandi tanpa ada menutup pintu kamar mandi, dan saya tidak pingin jika saya jadi terlatih semacam itu.

Saya mulai menganakemaskan badanku dengan shower air hangat dan cairan sabun mandiku yang harum, halus beri kesegaran. Sesudah tuntas, saya selekasnya keringkan badanku dan kenakan bra dan celana dalamku, lalu saya ketujuan meja dandanku menyaksikani bayang-bayang diriku di cermin.

"Sayang kamu sudah gak virgin… semestinya virgin kamu itu cuman untuk Andy… kalaupun nantinya Andy tahu kamu sudah tidak virgin, apa Andy masih ingin sama kamu?", saya bercakap di bayang-bayang diriku dalam cermin, serta saat ini hatiku jadi bersusah-hati.

Saya mulai memanfaatkan busana dan rok seragam sekolahku. Rasa pegal pada ke-2  betisku udah berasa sedikit menyusut. Sehabis mematikan AC kamarku, saya mengecek beberapa buku yang ada pada tas sekolahku, meyakinkan tiada yang ketinggal serta tidak lupa saya masukkan handphoneku ke tas.

Lalu saya kenakan sabuk yang umum kupakai ke sekolah dan siap-siap buat membereskan performaku di muka meja dandanku, sewaktu tau-tau saya dengar hpku mengeluarkan bunyi, dan dari deringnya saya tahu kalaupun ada SMS masuk.

Saya cepat buka tasku cari mobile-phoneku, serta selekasnya membaca isi SMS itu dengan penuh berharap.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

‘Pagi Eliza. Kamu telah lebih enak? Saya berharap ini hari kamu telah lebih sehat serta tidak lelah.'

Saat saya lihat nama pengirimnya ialah Andy, hatiku kembali berbunga bunga. Aku lekas menulis balasan perkataan terima kasih sekalian jawaban jika saya telah lebih sehat namun juga sudah tak lelah. Saya puas sekali sebab saya terasa Andy mulai berani memberinya perhatiannya padaku.

Seusai saya menaruh smartphoneku dalam tas sekolahku, saya kembali siap-siap membereskan performaku di muka meja dandan. Saya memblow rambutku dengan hair dryer sekalian menyisir rambutku sampai tampak rapi dan elok megar, lalu saya memberi sedikit bedak pada mukaku.

Ini hari saya pengin dilihat lebih elok dan menarik di depan Andy, dan saya melumurkan lip gloss seperlunya di bibirku.

"Andy… jika saja kamu tahu… saya puas dengan perhatian yang kamu kasih padaku…", saya mengguman lambat sekalian melihati diriku di cermin pastikan tidak ada yang keliru dengan tampilanku.

‘tok tok tok…', kedengar nada ketukan di pintu kamarku yang membubarkan lamunan elokku.

"Siapa?", saya menanyakan sekalian ambil tas sekolahku, lalu saya mengambil langkah menjurus pintu kamarku.

"Saya non, sarapannya udah saya persiapkan", kedengar jawaban Sulikah.

Saya buka pintu kamarku yang terkunci, dan ucapkan terima kasih di Sulikah. Seterusnya saya menutup pintu kamarku, dan saya ambil kaus kakiku di almari kecil yang berada di sisi rack sepatu, dan saya memanfaatkan kaus kaki serta sepatuku.

Tiba-tiba saya tersadarkan, entahlah mengapa Sulikah tetap berdiri di dekatku.

"Sulikah? Mengapa?", saya ajukan pertanyaan terheran-heran.

"Non Eliza, ini hari non elok sekali…", kata Sulikah yang selalu menatapku denganc penglihatan terpukau.

"Terima kasih ya", saya tersenyum suka.

Dalam hati saya mengharap di sekolah kelak Andy juga memujiku sebagai berikut, kendati kalaupun lihat Andy yang malu-malu seperti tempo hari, rasanya angan-anganku itu tak mungkin diwujudkan sekencang itu.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya turun ke kamar makan buat nikmati makan pagi pagi. Saya makan semakin sedikit dari rata-rata, lantaran tau-tau saja saya takut jadi gendut. Saya gak pengin menjadi nampak tak menarik buat Andy. Dengan cara cepat saya merampungkan sarapanku, dan sesudah membasuh tangan serta mulutku, saya mengambil langkah tuju garasi.

Dari sana saya lihat pak Berbudiin sedang mengelapi mobilku. Sewaktu saya merapat, pak Berbudiin yang melihatku sekejap hentikan tugasnya, dan dia menatapku seperti baru pertama kalinya melihatku saja.

Demikian pula Wawan dan Suwito yang semula sapu langit langit di garasi, sekarang terdiam melihatku sekalian masih menggenggam sapu panjang pada tangan mereka.

"Pak Bijakin, ngelapnya telah dahulu ya. Tolong lapnya diminggirkan dahulu donk, Eliza telah ingin pergi sekolah nih", saya berbicara di pak Bijakin sembari menunjuk lap masih ada di atas kap mesin mobilku.

Tidak ada jawaban dari pak Bijaksanain yang cuman mengangkut lap itu dari kap mesin mobilku, serta konyolnya dia melaksanakan itu sembari selalu menatapku. Sewaktu saya lihat sekitar, saya memandang Wawan serta Suwito pun berlaku sama, mereka terus mematung sembari menatapku.

"Hei! Kalian seluruhnya mengapa sich? Tak pernah lihat cewek cakep ya?!", saya menyengaja memarahi dengan nada yang lumayan keras sampai semua terperanjat.

Suwito hingga nyaris terpelanting dari bangku yang dinaikinya, dan Wawan dengan muka terkaget jatuhkan sapunya. Pak Bijaksanain sendiri mengelus dadanya berulang kali. Saya menghentikan tawa memandang reaksi mereka bertiga ini, tetapi saya usaha masih memasangkan muka seserius mungkin. 

"Yah non Eliza, keras benar-benar suaranya… membuat terkejut saja!", gerutu pak Bijaksanain lalu mulai dekatiku.

Wawan dan Suwito turun dari bangku mereka, dan mereka berdua mulai dekatiku dengan penglihatan mata mereka yang benar-benar kukenal, penglihatan mata mereka sewaktu mereka demikian gaungs serta bergairah nikmati badanku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL

"Eh eh… kalian pengen apa? Gak! Tak mau!!", sadari apa yang hendak dikerjakan oleh pak Bijakin, Wawan dan Suwito, saya berseru was-was serta cepat cepat masuk ke mobilku, lalu saya menggembok pintu mobilku saat sebelum mereka sukses tangkapku.

Namun saya buka sedikit kaca pintu mobilku di sisi kiri, agar saya dapat dengar apa kata mereka,  biar mereka dapat dengar jawabanku yang jelas kuusahakan untuk bikin mereka makin kecewa.

"Marilah non Eliza… Sesaat saja non", kata Wawan dan Suwito nyaris berbareng serta mereka menarik narik handel pintu mobilku, coba buka pintu mobilku yang udah terkunci ini.

"Tak mau! Tak ingin! Kelak bajuku lecek! Utamanya tak ingin!", saya menjawab dengan nada yang lumayan keras dan menggelengkan kepalaku berkali kali, tetapi saya berniat mengerling mengarah mereka, dengan model yang kubuat semenggoda mungkin. 

Ke-3  pria itu memandang diriku dengan gaungs. Diam diam saya terasa takut memikirkan apa yang bakal berlangsung bila waktu ini saya hingga ketangkap mereka. Dapat dapat saya telat masuk sekolah lantaran didesak layani gairah birahi mereka lebih dulu.

Sehabis sekian kali saya menggelengkan kepala dengan kerlingan nakal untuk menjawab keinginan mereka yang memaksakan saya turun sekejap, selanjutnya mereka berserah pula dan kembali menyambung tugas mereka. Pak Bijaksanain mengelap mobil mamaku, dan Wawan dan Suwito kembali naik ke bangku baru saja mereka gunakan serta menyambung sapu langit langit garasi ini.

Sembari tersenyum senyuman karena menganggap menang, saya menghidupkan mesin mobilku. Dan saat saya memandang mereka bertiga pura pura tidak tahu jika mereka harus memberikan pintu garasi dan pintu gerbang bagiku, saya menghimpit klakson mobilku sampai semua terkaget serta semua alat bersih bersih yang berada pada pegangan mereka itu kembali jatuh ke lantai garasi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya telah tidak tahan kembali dan saya ketawa sejadi jadi sekalian tutup kaca jendela mobilku. Pak Bijakin yang sangat dekat dengan mobilku nampak bersungut sungut sembari memberikan pintu garasi dan selanjutnya  pintu gerbang, sementara itu Wawan dan Suwito kembali menatapku dengan gaungs.

Saya meleletkan lidah dengan suka, kendati saya tahu sepulangnya sekolah kelak mereka bertiga tentu akan membalasnya sakit hati padaku, tidak tahu lewat langkah menjadikanku piala bergilir maupun piala bersama-sama. 

Tetapi saya gak peduli, toh tiada kugoda seperti barusan lantas mereka bertiga udah berkali kali menjadikanku betina mereka waktu tidak ada siapa siapa di dalam rumah.

Tidak tahu kelak apa yang bisa mereka lakukan padaku sehabis seluruh yang kulakukan ini, bila kelak saya nyata-nyata mesti sendirian di dalam rumah. Kembali kembali, diam diam saya takut seram mengandaikan perbudakan apa yang mesti kujalani selesai saya pulang sekolah kelak.

Sehabis pintu terbuka seluruh, saya lekas meluncurkan mobilku ke sekolah. Saya tidak ingin memikir apa yang hendak terjadi dengan diriku kelak, sebab di pikiranku sekarang ini cuma ada satu perihal, ialah saya mengharapkan ini hari Andy menjumpaiku.

Entahlah, apa cuma karena argumen pinjam buku catatanku atau argumen lainnya, yang perlu untukku saya mengharapkan ini hari Andy melihatku. Ini hari saya telah merias diriku secantik yang saya dapat, serta ini kulakukan khusus cuma untuk Andy. Saya ingin Andy sungguh-sungguh ketarik padaku.

II. Impian Cantik Di Pagi Hari

Masih 15 menit sebelumnya bel masuk sekolah mengeluarkan bunyi waktu saya hingga di parkir sekolah. Jantungku berdetak kuat saat saya menyaksikan Andy anyar turun dari mobilnya. Dan waktu saya lihat tempat kosong di samping mobil Andy, rasanya saya seperti mimpi elok, serta saya puas sekali.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL

Saya tidak pengin mimpi elokku ini musnah demikian saja, karenanya saya lekas melesat dan memarkirkan mobilku dari sisi mobilnya Andy. Dan Andy nampaknya langsung mengenal jika ini yaitu adalah mobilku. Sekarang Andy memandang ke arahku dan dengan sabar dia tungguku tuntas memarkirkan mobilku ini.

Saya turun dari mobil serta mengamankan pintu, dan kami berdua sempat sama-sama pandang untuk beberapa lama waktunya. Lantas Andy tundukkan parasnya saat saya tersenyum kepadanya. Perlahan-lahan saya ambil langkah dekati Andy, yang sekarang baru kusaksikan bila parasnya merona merah.

"Hai Andy… terima kasih ya semalam, mm…  barusan pagi… saya sudah sehat kok,  telah gak demikian lelah seperti tempo hari", kataku perlahan.

Hatiku makin terlena saat saya menyaksikan muka Andy yang ganteng itu tersenyum halus. Namun Andy masih juga menunduk seperti gak berani melihatku serta saya tersenyum geli menyaksikan kecanggungan Andy.

"Hai Andy…", saya menyapanya kembali lantaran Andy masih menunduk tiada menjawab kata kataku.

"I… Iya… hai Eliza… kamu… e… kamu…", suara Andy kedengar demikian grogi.

"Saya mengapa?", saya menanyakan dengan senyuman iseng.

"Aku… anu… saya suka kamu sudah tak sakit", Andy menatapku sepintas, lalu dia kembali menunduk.

"Ooo… terimakasih ya Andy, kamu baik dech. Mm… ya sudah saya masuk ke kelasku dahulu ya", saya berucap dengan gembira.

Sesungguhnya saya sedikit sedih, saya barusan mengharap kalaupun kelanjutan kalimat Andy barusan itu merupakan penghormatan dari Andy jika saya nampak elok ini hari. Saya jadi sedikit ingin tahu, apa sesungguhnya Andy itu menganggapku elok atau mungkin tidak. Walau bagaimanapun, kata-kata Andy barusan itu selalu membuatku tersenyum berbahagia.

Saya udah sangat percaya sekali bila Andy sukai padaku, kelihatan dari sikapnya yang terus salah tingkah sesuai ini dan kalimat Andy barusan memberikan jika Andy sangat peduli padaku.

"Aku… bisa saya temani kamu kembali hingga sampai ke kelasmu, Eliza?", Andy menanyakan dengan suara perlahan.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya mengacauk puas, tetapi Andy menunduk demikian dalam serta dia tidak mungkin dapat melihatku. Saya tersenyum geli lihat Andy yang demikian canggung dan salah tingkah di depanku. Apa ini karena dia pun kasmaran padaku?

"Andy…", saya panggil Andy, dan waktu dia mengangkut mukanya menatapku, saya mengacaukkan kepalaku kembali sembari tersenyum kepadanya, senyuman yang kupasang semanis mungkin. 

Andy menatapku serta sekali ini dia tersenyum, tidak tahu puas atau malu, atau ke-2 nya. Saya gak meyakini, namun saya terasa tatapan Andy ini benar-benar menghangatkan hatiku. Saya gak tahu kata-kata apa yang dapat mendeskripsikan hatiku saat ini, yang terang saya merasai pada pagi ini hari saya mendapatkan asa yang cantik. Dan saya benar-benar berbahagia di saat Andy terus ambil langkah di sampingku, meski Andy yang adakalanya menengok serta tersenyum padaku itu cuma diam membisu.

Sama dengan tempo hari, saya rasakan sejumlah tatapan iri dari beberapa siswa cewek yang melihatku jalan ketujuan kelasku dengan didampingi Andy. Kembali kembali saya terasa senang dan suka, meskipun sebetulnya kami berdua ini belum dengan status sepasang pujaan hati. Serta sekarang kami berdua duanya sama diam sembari selalu ambil langkah, hingga selanjutnya kami berdua datang di muka pintu kelasku.

"Andy… thanks ya", saya minta pamit di Andy.

"Aku… saya  ke kelasku dahulu Eliza…", jawab Andi dengan takut sembari lambaikan tangannya.

"Iya", saya menjawab sembari balas mengangkat tanganku.

Saya tersenyum senyuman sekalian mengambil langkah masuk ke kelasku. Namun di saat saya menyaksikan Jenny yang dengan senyuman jailnya itu menatapku dan tungguku di bangkunya, saya menghela napas panjang sekalian lagi mengambil langkah untuk duduk di sisi Jenny. Saya udah pasrah, ini hari saya nyata dibujuk serta diledek habis oleh Jenny.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL

III. Rahasia Lain Di Gudang Sekolah

Sepanjang hari ini tiada peristiwa spesial, kecuali Jenny yang repot memikat dan mengejekku perihal Andy,  Sherly yang turut jadi parah kondisi waktu kami kumpul di kantin saat jam istirahat pertama serta, namun juga pada pukul istirahat ke-2  seperti saat ini waktu ini.

Dan jika umumnya saya selalu usaha membalasnya ledekan mereka, sekarang saya cuma dapat menangkis atau tersenyum malu, kendati hatiku rasanya puas sekali. Untung saja bel pertanda jam istirahat ke-2  usai ini udah mengeluarkan bunyi.

"Review deh… parasnya hingga merah ini", kata Jenny yang ketawa geli.

"Duh… kasihan…", sindir Sherly dan mereka berdua kembali ketawa geli.

"Kalian ini gak perlu pura pura kasihan dech. Dari pagi barusan kalian terus ngeledek saya, pun ngetawain saya. Kalian jahat!", saya marah-marah serta merengek-rengek, lalu saya pura pura merajuk.

"Iya iya… saat ini telah gak kok. Cup cup… gak boleh nangis dech sayang… Kita kembali ke kelas yok", mengajak Jenny sekalian menggamit tanganku.

"Jen… saya saja yang nggandeng Eliza… istirahat pertama barusan kamu kan udah…", kata Sherly dengan suara meminta.

"Hmmhh… Iya deh…", kata Jenny sekalian menghela napas panjang serta memberikan tanganku yang ada di dalam gandengan tangannya itu di Sherly.

"Apaan sich kalian ini…", saya ketawa geli, lucu pun rasanya pikirkan diriku jadi rebutan Jenny serta Sherly sesuai ini, tetapi saya menurut saja saat Sherly menggamit tanganku.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama