CERITA DEWASA MENJADI PELACUR POLWAN BOHAI PART2

CERITA DEWASA MENJADI PELACUR POLWAN BOHAI PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA MENJADI PELACUR POLWAN BOHAI PART2, Hasrat-Bispak30 Bagaimana tak, 5 bulan lalu, saat dia lagi menanti anak buahnya membayar hasil keamanan di warung langganannya, tiba-tiba kepalanya ditutup kantung hitam dan sebuah sengatan taser di uluhatinya membuat gontai maka dia tidak dapat menentang di saat dibawa ke mobil serta dibawa keluar dari Kalirotan. Cahaya lampu yang ditujukan ke mukanya membuat silau. Tangannya terborgol ke belakang bangku. Margo telah tak aneh kembali dengan ruangan penyelidikan. Dia beberapa kali mesti duduk di dalam ruangan begitu, berunding untuk keamanan Kalirotan yang sesungguhnya…

Tetapi kesempatan ini permohonan, bukan… perintah yang diterimanya cukup antik. Dia malahan belum mengetahui siapa interogatornya kesempatan ini. Nada pria itu demikian dalam, juga dia juga mengaku jika dia jadi menempatkan hormat ke orang itu.

"Margo, saat ini di Kalirotan ada orang anyar, namanya JuaSani Putri," kata lelaki itu jadi permulaan. Margo yang umumnya tidak sabaran dan berani menantang sekarang pilih mengkaji.

"Dia saat ini tinggal di dalam tempat Nuri. Saya pengen, kau monitor dia… Kau serta anak buahmu bisa memanfaatkan ia jadi jasa uang keamanan seperti yang umum kau laksanakan. "

Embusan cerutu cuba menimpa paras Margo. Orang ini istimewa, pikirkan Margo… dia berjumpa musuh yang jauh makin kuat dibanding dianya.

"Anak buahku juga kerap hadir seperti umumnya, memohon bagian darimu… serta kamu dapat antara mereka buat nikmati wanita itu. Saya ingin wanita itu dijarah mati-matian… kau mesti mengatur sampai tamunya semakin lebih beberapa dari tempat lainnya, meski sebetulnya tanpa kontribusimu juga ia sudah tentu bakal menjadi diva di sana… Sebarkan info, sebarkan perihal dirinya… kecantikannya, kemolekannya…"

Maro pada akhirnya bertekad untuk bertanya… "Mengapa kau mau membinasakan wanita itu demikian rupa… apa kelirunya kepadamu?"

CERITA DEWASA MENJADI PELACUR POLWAN BOHAI PART2

Lelaki itu menjawab, "Saya ingin merusak dianya sendiri, sampai kalau waktunya telah tiba… dia bakal tunduk seluruhnya pada diriku… Akan tetapi, seblum dia mendapat status yang terhormat di telapak kakiku… dia mesti merasai apakah yang dimaksud namanya neraka dunia, apa yang dimaksud neraka jahanam…"

Margo menciut. Lelaki ini edan, pikirnya.

Dering Sony Experia Ultra hasil curian bergetar lembut dari sisi meja butut dalam kamar Margo, serta membikin Margo balik ke alam sadarnya. Dia ambil HP itu dan terheran…

"Ya?" jawab Margo.

"Baik… Siap… Baik… Jalankan…"

Mira menyaksikan kalaupun Margo menjadi pucat seusai terima telephone itu… dan Mira belumlah sempat memandang Margo setakut itu.

"Siapa Bang?" bertanya pelacur itu manja. Margo menangkis gadis itu.

"KELUAR!" gertaknya, membikin Mira takut.

"Ada apakah Bang?"

"Keluar kataku! Saya pengin urus Sani, kau bisa turut tonton ia disiksa. Tetapi saat ini, keluar!"

Mira selekasnya keluar rumah Margo yang simple itu, tapi hatinya sedikit bahagia lantaran dia dapat memprovokasi Margo buat memusnahkan Sani. Dia tidak akan perduli dengan Margo yang saat ini terduduk pucat.

Perbincangan barusan membikin Margo benar-benar takut. Lelaki itu betul-betul iblis…

"Margo… pastinya saat ini Mira telah memberinya badannya pada kamu menjadi bayaran buat memusnahkan Sani…" kata lelaki itu, yang bikin Margo termenung.

Bagaimana dia dapat tahu?

"Kau bakal lakukan apa yang dia minta… kau membawa Sani ke gudang kosong, bawa ke-10 panglima areamu… silahkan siksa Sani, tiduri mati-matian, tetapi jangan pernah ia mati… Kau bisa bawa Mira, agar ia ikut serta menganiaya Sani untuk melepaskan marahnya…"

"Akan tetapi satu saja perintahku kau langgar… MATI!"

Sani yang tengah berbelanja sayur, cuman kenakan tank luar biasa dan celana pendek, gak terlampau memerhatikan Mira yang tiba dekatinya. Dia merasa wanita itu sama dengan dirinya… cuma tempat penampungan sperma.

"Eh Sani…" sapa Mira bersikap ramah. "Berbelanja?"

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Sani cuman tersenyum simpul, dia sedang tidak mau berbasa-basi. Bahkan juga sebetulnya dia sendiri tidak memiliki rekan di Kalirotan. Dia lebih menjadi tertutup dalam hubungan. Yang dia ingin kerjakan cuman buka pahanya lebar-lebar, dan membebaskan beberapa lelaki hidung belang kelas teri nikmati vagina, lubang anusnya serta mulutnya secara maksimum.

"Sani… saya ingin minta bantuan sekejap, saya ingin mengambil barang di gang sisi, saya malas sendiri… wajar banyak yang menyukai godain, hihihi!"

Sani yang malas pengin sekali menampik, akan tetapi Mira menangkap lengannya dan menariknya ke arah tempat yang rada sepi saat sebelum menodongkan pisau ke pinggang Sani.

"Turut gua, anjing! Atau gua tusuk elo di sini!" gertak Mira.

Sani mau tak mau mengikut cara Mira menjurus gang yang ia mengerti adalah sisi terkejam di Kalirotan, serta tiada satu juga PSK yang cukup normal untuk menjual diri dalam tempat itu…

Mira  memajukan Sani masuk ke satu rumah yang lebih serupa gudang, Dorongannya lumayan keras hingga Sani terjatuh jatuh masuk ke rumah yang gelap itu. Waktu si gadis bangun, dia bisa dengar kalaupun pintu ada berada di belakangnya ditutup. Untuk sebentar, kegelapan keseluruhan.

Byaaaar! Hidup lampu yang tiba-tiba itu membikin si gadis mengerjap lantaran silau. Serta di saat dia bisa mendapatkan kembali pengelihatannya. Margo dan sepuluh panglimanya sudah mengepungnya. Mira lalu mengambil langkah ke tengah lingkaran, dia dekati Sani dan…

PLAK! Tempelengan keras si pelacur yang gak diperkira oleh Sani bikin Sani terhuyung. Lantas pukulan serta sepakan terus-menerus Mira bikin Sani terjengkang. Mira yang seolah kesetanan terjang Sani yang terjengkang, jatuh telentang di lantai gudang. Mira mendiami perut Sani, serta dengan brutal memukuli paras Sani, menjambak rambut gadis itu, serta menubrukkannya ke lantai gudang. Cakaran Mira yang menyengaja mengintai muka Sani tinggalkan sisa di paras mulus si bekas polwan. Sebelumnya Sani memutuskan pasrah.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Tapi instingnya untuk tetap bertahan kembali ada. Demikian mendapatkan kesempatan, Sani lekas memberi perlawanan. Dia balas mencakar, menjambak, memukul serta menyepak Mira. Beberapa lelaki ketawa berbuat kurang sopan, ya… terkecuali Margo…Ia menyaksikan tipe perkelahian ke-2  pelacur di hadapannya itu…. terpenting Sani, pelacur yang paling menjadi perhatian oleh si perwira.

"Aneh… style berkelahinya demikian biasa", batin Margo… "Jadi lebih serupa pelacur berkelahi…."

Ya, Sani sekarang tidak bertanding seperti seseorang polwan. Dia sekarang cuma bertanding berdasar insting survival… dan ini cukup mencengangkan Margo, yang menghendaki bila pelacur yang paling jadi perhatian ini miliki keterampilan bertanding yang dapat membikin si perwira kagum. Tapi, sederhana apapaun Cat Fight yang tersuguh, terang kelihatan kalaupun Mira mulai kebingungan. Sani sendiri mulai kelihatan kembali pada gaya berlaganya yang dahulu.

Margo memberikan pertanda terhadap seoang anak buahnya yang dengan cepat menelikung Sani, menjambak rambutnya sampai si gadis meringis serta mengeluh kesakitan. Mira mengusap darah dari bibirnya yang tercedera oleh tonjokan Sani, membereskan rambutnya yang kusut sekalian dekati si gadis yang meronta kesakitan.

BAM! Mira menggebuk paras Sani, menimbulkan bibir pecah.

BAM! Pelipis si gadis.

BAM! Hidung Sani… sampai mimisan…

SCRATCH! Kuku Mira yang lumayan panjang menggores muka Sani sampai tinggalkan goresan membujur dari kening kanan ke pipi kiri sampai ke rahang  si gadis. Mira tersenyum iblis lihat muka Sani yang telah dibikinnya cacad itu. Akan tetapi dia belum puas… Dia mengepalkan tangannya dan…

BUGH! Sani hingga muntah serta megap-megap. Mira membantai mutlak di uluhatinya. Panglima Margo melepas si gadis yang selekasnya jatuh terduduk, dan Mira memberinya sepakan keras ke rusuk si gadis, menimbulkan Sani terjengkang dan mendekap kesakitan.

"Mira! Cukup!" suara Margo yang keras menyudahi cara Mira.

Rupanya Mira telah memegang sebilah pisau cutter. Barusan cutter itu dipakai buat menodong Sani. Mira menyaksikan Sani yang mendesah membatasi sakit di perutnya. Tangan yang memegang cutter itu bergetar… Serta Mira mengambil langkah maju.

CERITA DEWASA MENJADI PELACUR POLWAN BOHAI PART2

Sekarang Margo sendiri yang membantai Mira dangan semaksimal mungkin. Si gadis terjengkang, menjerit kesakitan. Dia memerintah lima panglimanya untuk memberikan pelajaran pada Mira, yang saat ini beringsut ketakutan. Samar-samar Sani dengar pukulan, sepakan, jerit Mira, bunyi cabikan baju. Tetapi saat ini dia mesti memikir dianya sendiri sendri yang tak lebih bagus. Margo dekati dianya bersama lima panglimanya lainnya. Dia coba merayap menjauh, tapi sebuah kaki yang beranjak telapak tangannya dengan keras membuat menjerit kesakitan.

Sani melihat belati perintah yang digenggam Margo, belati dengan baja opsi yang paling cemerlang. Dengan badan telungkup, Sani haya dapat bergidik rasakan dinginnya baja yang digesekkan dibalik celananya. Baja dingin itu menjalari pantanya yang paling digilai banyak lelaki yang nikmati badannya… pantat sekal yang seolah merayu tiap lelaki buat meremasi bongkahan itu, menamparinya, mengigitinya, juga menjilatinya… Serta khususnya lubang elok yang seperti tidak pernah buka lebar itu sebagai dermaga penis-penis yang jarang mendapatkan kepuasan mirip, baik dari istri syah mereka atau pelacur yang lain memutuskan untuk gak biarkan lubang pembuangan mereka dimasuki penis. Sani dapat rasakan baja itu mengusung bahan celana pendeknya, serta bunyi robekan perlahan-lahan kedengar, berarti bila saat ini kain penutup selangkangannya mulai tercabik serta bikin selangkangan cantiknya terkena dinginnya lantai gudang yang kotor dan dingin. Dengan badan masih yang ditahan tertelungkup di lantai gudang kembali Sani dapat rasakan dinginnya baja belati menjelajahi punggungnya… kemudian…sreeeeeeek! Bahan tanktop tipis itu gak sesuai dengan kuatnya baja belati, sampai dengan beberapa pergerakan saja badannya terekspos bebas didepan lelaki bajingan yang terus perlakukan beberapa buruh sex komersil seperti onggokan daging pemuas gairah. Sani masih telungkup di dinginnya lantai gudang yang kotor serta kasar cuma karena berwujud susunan laporkan semen tanpa ada tegel atau keramik. Payudaranya, perut ratanya, pahanya perih karena tergores lantai.

Sani dapat dengar bunyi sabuk yang dibuka. Dia menyediakan dirinya….

CTAAAAR!

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Sani mengigil… tangannya yang dipegangi mengepal serta menggigil… kepala sabuk yang dibikin dari besi itu yang menimpa badannya.

CTAAAR!

CTAAAR!

Sani menjerit sejadinya di saat Margo mengcambuki punggungnya, bokongnya, belakang pahanya…

Dan jeritannya semakin kuat saat Margo memerintah anak buahnya untuk membalik badannya, lalu tanpa belas kasihan memecuti Sani, di payudaranya, perutnya, rusuknya, serta di vaginanya….

Jerit kesakitan serta pekikan meminta ampun Sani sekalipun gak digubris oleh Margo yang seolah membebaskan keberangan yang ditahannya sekian lama ini. Waktu lelaki itu selseai, badan si gadis hancur penuh cedera sikatan kepala sabuk, beberapa bilur di badan si gadis keluarkan darah.

Margo lalu berlutut di depan selangkangan si gadis, turunkan celana, dan keluarkan penisnya… Lalu dengan sekehendak hati menohokkan penisnya ke vagina Sani yang bengep karena babatan sabuk yang berulang-ulang dari sana. Sani cuma dapat menggeliang kesakitan, penis Margo menerobos kewanitaannya yang kering. Badan Margo yang melekat di badannya bikin si gadis mendesis sebab keringat si kepala preman membuat perih bilur dan cidera di badannya. Sani cuma menggeletar mengendalikan perih sewaktu selanjutnya Margo menarik keluar penis yang udah buang sperma ke rahimnya.

"Cicipin tuch perek… sekarang….."

Perintah Margo belumlah lagi tuntas sewaktu ke-10 anak buahnya lekas menyerobot Sani yang cuma dapat mengesah perih, meringis dan menjerit kesakitan. Sementara si kepala preman sendiri bergeser menuju figur badan di pojok lain gudang itu. Pribadi Mira yang paling mengiris hati. Pelipis mata si gadis pecah, hidungnya patah, sejumlah giginya tanggal, lengannya kelihatan patah dan dislokasi.

Pelajaran yang dikasihkan anak buahnya memanglah kejam… akan tetapi itu perlu. Margo berjongkok dekat badan hancur Mira yang bernafas walaupun cuma terkadang.

"Saya telah molorangmu, Mira… namun kamu menantang aku…." tukasnya sembari bangun, menarik samping kaki Mira ketujuan pintu belakang gudang. Margo menarik badan Mira bagaikan menarik karung rongsokan ke sebuah kandang di atas pentas yang tertutup terpal.

CERITA DEWASA MENJADI PELACUR POLWAN BOHAI PART2

Margo mengangkut badan kurang kuat Mira…

"Tonton baik, Mira… Ini hukuman untukmu," ujarnya sekalian buka terpal.

Mata Mira yang lebam sedikit membelalak lihat isi kandang yang dapat memuat 2 orang dewasa itu.  Cicit tikus-tikus garang dalam kandang yang kaget sebab paparan matahari membikin Mira menciut, Ya… hukumannya barusan dimulai… dengan badan sesuai itu, dia gak dapat meronta atau berontak, dia cuma dapat pasrah waktu badannya diangkat Margo serta disisihkan ke kandang tikus itu. Mira merasai sakit, akan tetapi dia tidak bisa bergerak, berteriak atau meronta… Dia cuma dapat merasai kesakitan tiada bisa kerjakan apa-apa… rasakan badannya perlahan-lahan jadi hidangan tikus-tikus kelaparan itu….

Margo melihat anak buahnya yang mengolah Sani. Dua penis anak buahnya lagi menggebuk anus si gadis secara bertepatan, sementara mulut si gadis didesak mengoral penis untuk penis yang disikatkan secara kasar. Vagina si gadis gak lebih bagus nasibnya… seseorang anak buahnya lagi menyikat vagina si gadis dengan kepalannya, dan dia gerakkan tangannya dengan sangatlah kasar. Margo menyaksikan mengarah kegilaan di hadapannya, sampai laras suatu pistol yang melekat ada di belakang kepalanya membuat tersadarkan. Dan seolah pasukan siluman yang keluar neraka, beberapa puluh prajurit dengan seragam penyamaran komplet menodong ke-10 anak buahnya. Sekarang Margo berdiri didepan sepuluh anak buahnya yang berlutut dengan tangan ada di belakang kepala. Margo tersenyum senang memandang air muka banyak kepercayaannya yang tidak mengetahui takut itu. Gestur paling akhir yang dilihatnya saat sebelum sebutir peluru yang tembus dahinya membuat nyawanya terbang tinggalkan badannya. Dan figure si bos preman yang berdebam di lantai gudang jadi deskripsi paling akhir yang disaksikan ke-10 panglima lokasi yang gak lama pula mengikut jejak tapak si pimpinan tinggalkan dunia fana ini dengan rasa senang udah jadi sisi grup yang paling ditakutkan, yang mustahil kalah terkecuali diakali seperti itu…

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Pimpinan regu mendekati figure yang tengah kembalikan pistol yang barusan menghabiskan nyawa Margo ke sarungnya.

"Lokasi udah ditangkap, seluruhnya teror telah dinetralisir, laporan usai"

Lelaki itu menggangguk dan pasukan barusan selekasnya keluar gudang. Lelaki itu dekati figur badan Sani yang paling kurang kuat…. Mata Sani yang tertutup sperma buka perlahan…

Mulutnya berujar lirih…. "Ba…paaaak?"

Sani terjaga di tempat tidur empuk. Dia meraba sisi lengannya yang berasa sakit dan terasa jarum I.V  di situ. Matanya mengerjap, serta samar-samar dia lihat kamar tempatnya dirawat, rumah sakit dengan fasiitas ibarat hotel bintang lima. Perawat silih ganti menjaga badannya, mengembalikan seluruh cidera. Semua serta beberapa dokter berusaha dengan seisi tenaga buat kembalikan keadaan Sani seperti yang telah lalu. Serta tugas mereka sesuai harapan. Sewaktu Sani bertelanjang bundar di kamar mandi rumah sakit serta melihat refleksi dianya di cermin, dia terpukau. Tidak ada satu cacat juga yang tidak dibenahi, sampai beberapa bekas cedera di badannya baru terlihat kalaupun jadi perhatian dari benar-benar dekat. Selanjutnya, dokter yang menjaganya ada serta berbicara,

"Selamat Nona, secepatnya anda sudah diperbolehkan pulang."

Sani kembali terdiam… Ke mana dia bakal pulang? Dengan lemas Sani makan makanan rumah sakit dan minum obat yang dikasihkan kepadanya. Dan tidak tahu kenapa dia berasa begitu letih…. sangatlah sangat letih…

"Tempat tidur ini semakin lebih empuk", batin Sani sekalian buka matanya…

Serta Sani melonjak bangun dari tempat tidur itu, lekas jatuhkan diri berlutut. Dia menangis sekalian merengkuh kaki lelaki yang berdiri dengan wibawa tinggi. Laki laki itu selanjutnya tiba jemput.

"Bapaaaak…" tangis Sani di kaki Kombes Bambang Harjadi, tangis bersedih, tangis berbahagia….

1 tahun setelah itu. 

Kombes (Purn) Bambang Harjadi lagi menyaksikan laporan di hadapannya. Dia tersenyum kebapakan di Sani yang serahkan laporan itu kepadanya. Laporan teratur saja, perihal penghasilan dan pengeluaran. Dari jaringan pelacuran yang dahulu terkuasai Ryoko, akan tetapi saat ini telah jadi kebun penghasilan dianya, dengan hasil begitu mengesankan.

CERITA DEWASA MENJADI PELACUR POLWAN BOHAI PART2

Serta lebih dibanding itu, semua rahasia beberapa konsumen sekarang jadi milik dia, maka dari itu ia kian istimewa dalam berkuasa dibalik monitor kendati ia saat ini udah pensiun. Tidak kenapa menyelesaikan karir penegak hukum dengan pangkat paling akhir tidak gapai bintang; toh mereka-mereka yang memiliki bintang di pundak dapat ia pegang kapan waktu, lantaran seluruh kartu berada pada tangannya. Tahun silam Ryoko divonis gampang, cuman 1 tahun penjara. Betul-betul itu dia hukuman optimal untuk mucikari. Ada pasal-pasal dengan hukuman lebih berat berkaitan kejahatan trafikking/perdagangan manusia, optimal 15 tahun, akan tetapi pembela perkaranya, Prabu, sukses menangkis tuduhan itu, tertolong kesaksian Sani dahulu yang menyebutkan kalau ia melacur di bawah Ryoko dengan suka-rela. Ryoko udah melalui waktu hukuman dan bebas.

TAMAT.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama