CERITA DEWASA PENARI JALANAN AYU MENJUAL DIRI PART2

CERITA DEWASA PENARI JALANAN AYU MENJUAL DIRI PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA PENARI JALANAN AYU MENJUAL DIRI PART2, Hasrat-Bispak30 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main pun, masuk-masuk ke dalam mulut saya, membawa bergelut lidah saya. Lain sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang senang berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, tetapi saya terasa tak ingin menentang, gak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya terjepit kepalanya. Duh, yang saya kerjakan ini salah tidak ya? Iya, saya mulai sadar saya lagi jual tubuh saya… itu sebetulnya salah, namun kok… mengapa saya jadi tidak perduli? Mengapa saya jadi jadi bernafsu memikirkan bagaimana nampaknya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya disantap, serta tubuh saya dihimpit tubuh laki laki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, dan cairan di mulut saya. Dan saya justru kian terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya sewaktu Juragan selanjutnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya dan bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok lain ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu sukai di cium seperti barusan? Nikmat kan?"


"Ahn…" desah saya karena kenikmatan pentil saya dimain-mainkan, karena itu pembicaraan saya tidak teratasi,


"Iya Juragan… saya sukai di cium seperti tadi…"


"Betul? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Tuturnya, "Saya buat kamu makin nikmat di sini ya?"


Juragan menyingkap kancut saya dan menowel… menowel… itil saya!


"Coba jika begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… gak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel dan dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi semacam itu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.

CERITA DEWASA PENARI JALANAN AYU MENJUAL DIRI PART2


Saya belumlah sempat disentuh orang pada bagian situ. Sumpah, saya gak tahu ada apakah rupanya. Rasanya ada suatu yang pengen keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan selalu memain-mainkan itil saya tanpa ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya  ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… tak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang ingin keluar Juragan… aduh…"


Memang, saya berasa seperti pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan terus main di kemaluan saya, dan gak tahu mengapa, saya justru ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya pada akhirnya, serta kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya terasa seperti baru saja pipis di dipan Juragan. (Terakhir saya ketahui itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya sedap serta begitu nikmat, hingga sampai ada yang keluar tubuh saya selepas itil serta memek saya dimain-mainkan Juragan? Hingga sampai saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya terengah, sesudah ngecrit, tubuh saya seperti habis terkena strum atau kesambar petir. Duh, gila tenan. Sampai gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sekalian katakan, "Nach, itu buat awalannya, Denok…"


Serta tiba-tiba saja, Juragan udah membuka celana, serta melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Betul-betul saya belum mengetahui banyak tentang tubuh lelaki dan wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan memperjelas, "Kontol ini pengin masuk ke memekmu…"


Saya melotot lihat anunya Juragan yang besar serta berurat itu. "Tapi… tetapi tidak akan muat, Juragan!"


"Gak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali jika kamu pengen kumasuki."


Ini kali Juragan tidak menunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menekan tubuh saya di bawahnya. Dan anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya hingga sampai njerit!

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus serta menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya ditiduri Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya berasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya sudah tidak perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan menanyakan tiada menanti jawaban, menerobos makin dalam ke anu saya. Saya hanya dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya sampai keluar semua… Beliau gapai belakang kepala saya, suruh saya lihat. Di kontolnya terlihat bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sekalian mencium, anunya ia tambahkan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, namun mulut saya ketutupan mulutnya. Selanjutnya Juragan terus nggenjot saya, masuk-keluar, masuk keluar, lebih lama makin kuat. Tubuh saya digoncang-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, digoncang pergerakan Juragan. Saya hingga sampai gak dapat bicara, sekedar dapat ndesah dan njerit gak karuan. Saya usaha meminta Juragan tak boleh kencang-kencang, tetapi beliau tidak dengarkan. Tapi…kok saya terasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, dan saya baru mengerti ngentot itu… enak… telah gitu… saya… dibayarkan? Mengapa tidak sejak dulu saja, ya?Tebersit pemikiran sesuai itu dalam kepala saya. Namun saya lewatkan. Saya luluh gara-gara serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau rebah serta memohon saya tegak, saya nurut. Serta tubuh saya gerak sendiri, turun-naik sekalian masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya telah tidak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau seperti apakah keliatannya saya. Muka saya tentu nampak asusila sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan nampak puas.


"Hah… uh… Marilah selalu Denok… saya puas ndengar suaramu jika dientot… mbikin makin gairah. Kamu juga sukai, kan?" Juragan usaha ngajak bercakap. Saya njawab dengan lenguhan serta bicara tidak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"Denokh… uh… kelak bila sudah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di celah napasnya yang mengincar.


"Hingga sampai?" Saya kebingungan apa tujuannya.


"Kelak pun kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin dalam kamu jika kamu udah… hingga, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya tidak tahu apa artinya Juragan, serta tidak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, kalaupun kepala saya banyak hati nikmat lantaran dientot Juragan. Tetapi gak lama setelah itu saya terasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, saat seperti itil serta memek saya dimain-mainkan barusan. Apakah sudah waktunya?


Saya gak dapat kontrol tubuh saya. Saya kian gemar nggoyang pinggul, rasakan kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Serta menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, serta langsung memegang tangan saya sembari angkat pinggulnya maka burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, kemungkinan lidah saya menjulur keluar, saya sudah tidak perduli semesum apa cakepg saya pada saat saya menjerit kesenangan itu. Saya merasai ada yang keluar dalam kemaluan saya. Basah dan hangat. Dari anunya Juragan. Buat pertamanya kali ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya bertopang ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sembari memekik. Serta pada akhirnya robohlah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang terjepit jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya keluar keras. Beberapa lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia lalu geser saya dan bangun, lalu memanfaatkan kembali busananya. Sekalian mengenakan pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup bisa pula ndapat perawan siang-siang begini… Kalaupun kamu ingin, Denok, mencari uang itu tidak sulit…"

CERITA DEWASA PENARI JALANAN AYU MENJUAL DIRI PART2


Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak tidak karuan di tempat tidur Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 


"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan untuk bayar sewa kamu 3 bulan?"


Saya tiduran rada lama hingga akhirnya kapabilitas saya kembali. Tergesa-gesa saya gunakan kembali kemben serta kain saya. Haduh, cakepg saya sudah tentu tidak karuan. Bedak saya sampai luntur dan menempel di seprai tempat tidur Juragan. Juragan selalu duduk perhatikan saya yang kalang kabut gunakan pakaian. Beliau diam saja. Saya pamitan serta terburu-buru turun. Di bawah, di muka toko bertambah ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, namun saya tidak berani hadapi mereka, ditambah lagi sesuai awut-awutan ini. Saya hingga sampai 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke kontrak. Ee, nyatanya ibu pemilik kontrak kembali menduduki di muka.


"Siang-siang kok sudah balik, Denok? Lah, kok acak-acakan getho? Habis ngapain kamu?"


Semuanya pertanyaannya saya abaikan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya terus mabur ke kamar. Saya terus membuka kemeja dan sanggul, masuk kamar mandi, serta mandi…ngguyur sekujur badan, bersihkan muka. Masih gak yakin apa yang baru saja saya melakukan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang sewa 3 bulan. Apa saya sendu atau malu? Apa saya hendaknya sendu atau malu? Gak tahulah… Tetapi yang berlangsung justru tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, permainkan itil saya seperti yang sudah dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini peristiwa kehidupan saya. Sehabis hari itu, ada yang berbeda di kehidupan saya. Saya terus cari penghidupan dengan menari buat beberapa orang di Pasar. Namun ada yang lain…sekarang, sewaktu-waktu saya perlu uang, saya gak kembali malas-segan menjajakan tubuh saya terhadap lelaki. Saya ketahui ini tidak betul, dan semestinya saya stop, tetapi rayuan duwit terlampau kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, semuanya orang di Pasar tahu saya. Siapakah yang tak tahu sang Denok yang berkemben merah, berbedak serta bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Dan saat ini saya juga dikenal sebagai Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya baik. Udah malam, dan saya barusan menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah seorang, saya berikan senyuman manis serta saya bisikkan harga saya kalaupun ia pengin.


"Betul nih, begitu?" kata sang supir yang memiliki tubuh kerempeng, punya rambut cepak, dan mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," ujarnya sekalian menyentuh kemben saya.


"Ingin donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari seluruh orang yang berada di sana, cuman ia dan seorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong dalam pasar, yang gak laku-laku dikontrak lantaran terletak begitu ke dalam.  Saya membuka antara lainnya serta saya hidupkan lampunya, serta 2 orang supir itu juga saya layani dari sana. Saya digilir mereka berdua dari sana. Mereka mohon saya layani mereka sekalian. Jadilah saya diapit mereka berdua… seorang ngentoti memek saya, serta yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit benar-benar, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Anyar pertama?"


"Ah, tak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, sempat sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya pikirkan barangkali dua puluh atau lebih.  Saya gak ngitung. Saya tidak peduli… yang saya pikirkan sekedar kerja semacam ini lebih ringan mendapat duit. Saya pun tidak berasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa tidak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat dalam memek saya. Saya tahu itu sesungguhnya bahaya, namun rasanya lebih enak… anget serta lebih suka saja rasanya. Serta selanjutnya, saya mendapat duit. Sebulan-dua bulan selepas Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi kian profesional sebagai lonte. Sudahlah banyak orang di Pasar yang merasai tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan sebagainya. Dan saya juga jadi tambah dekat sama mereka semua. 


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya seperti nyimpan seluruhnya rahasia mereka. Hihihi… Saya mengerti siapakah yang kontolnya sangat besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, kadangkala saya hingga sampai tahu kepentingan rumah tangga mereka. Saya ketahui beberapa orang yang setiap harinya tampak galak atau rajin ke arah tempat beribadah, tetapi bila sudah mau, mereka cari saya juga.  Saya  beberapa kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba perihal-perihal baru. Umpamanya ngemut dan nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol. Pula kalau lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu kali pertama cobain itu, saya jejeritan. Sakit! Memohon ampun sakitnya. Tetapi makin lama kebiasa juga.  Saya  jadi semakin mengenal dengan Juragan. Wanita yang berada pada poto bersama Juragan itu betul istrinya, tetapi telah wafat. Mati waktu melahirkan anak sulung, anaknya pun tidak selamat. Juragan sejauh ini kesepian, dan hidupnya hanya mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, rupanya beliau sendirian pula seperti saya. Saya  jadi tahu kalau dahulu, pada waktu muda dan masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah tertarik seorang penari juga.  Hanya saat itu Juragan masih belum mempunyai apapun, apa lagi penari itu pun simpanan seseorang camat. Juragan cuman dapat tonton serta terkagum pada dari jarak jauh setiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Barangkali karenanya  Juragan selalu mohon saya gunakan busana serta dandanan penari komplet tiap-tiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut pula suka jika dapat buat Juragan puas. Semakin hari saya tambah terlarut di kehidupan selaku penari yang berjualan tubuh. Sebab uang, harga diri saya lupakan, serta saya menjadi bahan pelepasan hasrat laki laki. Tiap-tiap kali ada orang menggencet saya, menyentuh saya, masuk tubuh saya… sesungguhnya saya ingat jalan ini tidak betul, namun tubuh saya selalu meminta lebih.  Saya jadi gak tahu kembali apa saya masih tetap melakukan karena hanya uang. Lama-lama saya kian urgent. Layani dua-tiga orang sekalian.

CERITA DEWASA PENARI JALANAN AYU MENJUAL DIRI PART2


Telah tidak terhitung orang yang buang benih dalam kandung saya. Saya juga semakin berani. Selanjutnya saya tidak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang telah merasai tubuh saya, serta saya lantas hamil… Lumrah, bila ingat telah demikian beberapa orang yang dapat menghamili saya. Tetapi saya lagi melacur walau perut saya menjadi membesar. Serta saya pula lagi tiba ke Juragan. Akhir kali saya tidur dengan Juragan, perut saya telah memulai mencolok, dan beliau terlihat rada risau dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat kondisi kamu," kata Juragan sekalian perlahan-lahan memacu saya.


"Tidak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tak senyuman buat beliau waktu pertamanya beliau setubuhi saya. Namun saat ini, antara semuanya konsumen setia saya, saya hanya dapat senyuman untuk Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri pula gak tahu. Sebab barangkali sehabis Simbok mati, Juragan-lah yang sangat dekat dengan saya? Yang pasti saya benar-benar nikmati saat bersama Juragan. Termaksud saat ini, waktu beliau lagi senggama dengan saya, sekalian cakepgnya risau. Rasanya saya pengin buat beliau tidak cemas. Bukan sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia setiap kali tubuh Juragan menyatu dengan tubuh saya.


Nyaris satu tahun selepas saya dan Simbok tinggalkan rumah untuk menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi momen yang ngubah hidup saya. Saya telah 6 bulan hamil, tetapi tetap keliling menari… Saya seharusnya stop. Tetapi saya mbandel. Saya semaput di jalan. Yang pasti ada yang lihat serta menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Dan dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sekalian pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu telah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan pas memandang saya siuman.


Juragan menangis. Saya tidak dapat apapun karena masih lemas. Seterusnya Juragan kasih tahu saya, beliau serta anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Dan jika saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Tetapi anakmu…" Juragan ngomong itu semuanya sekalian nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Bila tidak dikarenakan yang pertamanya itu, kamu tidak perlu hingga seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu sampai jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama