CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL PART6

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL PART6

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL PART6, Hasrat-Bispak30 "Aaah…", saya menjerit seram waktu tiba-tiba badanku terangkut, rupanya Wawan memanggul ke-2  pahaku di atas pundaknya, serta ke-2  betisku yang terjuntai menekuk ke bawah ini melekat di punggung Wawan.

Saya bertambah tidak punya daya. Dengan tangan kiriku yang melingkar di leher pak Bijaksanain yang berdiri di samping kiriku, tangan kananku yang melingkar di leher Suwito yang berdiri di sisi kananku, serta ke-2  pahaku yang dipanggul Wawan di pundak kanan dan kirinya, saya tidak dapat ke mana saja kembali.

Kengerian sedikit menempaku saat saya mengetahui badanku melayang-layang cukuplah tinggi dari lantai, apa lagi dalam status seperti berikut mereka bawa badanku keluar kamarku, terus keluar hingga sampai ke arah tempat jemuran busana.

Tetapi yang sangat membuatku cemas yakni kepala Wawan yang berada pada ke-2  pahaku yang terbuka, dan yang benar paras Wawan menghadap langsung di bibir vaginaku, sangatlah dekat. Suatu jilatan yang sedang dilakukan Wawan mengawali pembantaian pada diriku, serta saya menggelinjang kurang kuat karena tingkah Wawan ini.

"Wan… jangan… angghhhk…", saya coba meminta, tetapi saya harus melenguh saat Wawan kembali memagut bibir vaginaku yang terpampang di hadapannya, dan badanku mengartikulasikanng dahsyat tidak dapat kukendalikan kembali.

Belumlah cukup siksaan kepuasan yang kualami, pak Bijakin serta Suwito meningkatkan pasienanku. Mereka membeberkan bra yang membuntel payudaraku, lalu nyaris berbarengan mereka menyeruput ke-2  puting payudaraku yang ada pada hadapan mereka. Saya mulai tidak dapat terima semuanya rangsangan ini, badanku menggelinjang dan mengartikulasikanng tanpa dapat kukendalikan kembali.

"Mmmhh… udaaah…", saya mengerang serta meminta.

Tidak ada jawaban pada mereka atau sinyal tanda mereka ingin dengerin permintaanku. Mereka bertiga terus menarik ke-2  puting payudaraku, pun bibir dan lubang vaginaku. Saya mulai teraniaya dalam kesenangan ini, nafsuku telah naik gak karuan, dan rasa panas mulai menjalari sekujur badanku.

"Ngghh… sudaah… mmhh… hentikaaan… aunghhh…", saya meminta serta merengek-rengek pada lenguhan dan rintihanku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL PART6

Tetapi memanglah salahku pun sich, terlihat sakit hati tiga pejantan ini terlampau besar selesai saya berkali kali memikat dan memancing gairah mereka sepanjang hari ini. Mereka sekalipun tidak mempedulikan permintaanku dan dengan kejam mereka terus menyiksaku.

Saya sudah tidak kuat kembali. Pinggangku meliuk dan meliuk, kepalaku hingga sampai terdongak karena enaknya rangsangan bertubi tubi yang menimpa badanku ini. Sebab status badanku yang semacam ini, kepalaku jadi terjuntai ke bawah, dan rambutku yang terurai ini tersentak sentak ikuti pergerakan badanku.

Tau-tau mereka bertiga serempak menyudahi perbuatan mereka, tapi mereka melepaskan badanku masih tetap melayang-layang tinggi di bahu mereka. Saya mengerang perlahan-lahan, dalam hati saya berasa sedih sebab nikmat yang menempaku ini jadi sirna saat mereka stop demikian saja seperti berikut.

Namun saya cuma diam, saya gak ingin berujar apa apa, mengharap atau melakukan perbuatan apa saja, walau diam diam saya nikmati tersisa sisa pergolakan hasrat masih yang menempa badanku.

"Non Eliza ingin turun?", bertanya Wawan sembari meniup bibir vaginaku.

"I… iyaa…", jawabku dengan merengek-rengek dan saya sedikit menggoyang goyangkan pinggulku untuk menjauhi bibir vaginaku dari tiupan Wawan.

"Wan…", saya kembali merengek-rengek pada Wawan.

Dengan ke-2  betisku yang melekat di punggung Wawan, dan ke-2  pahaku yang menjepit kepala Wawan, pergerakanku sekalipun tidak berfungsi. Apa saja yang kulakukan, bibir vaginaku selalu berada di hadapan muka Wawan yang sampai hati menyambung tingkahnya itu.

"Terus apa tanggung-jawab non tadi udah membikin kita kita tegangan tinggi waktu saksikan non di kamar tadi siang?", bertanya Suwito yang selanjutnya menyesap puting payudaraku yang berada di hadapannya sampai saya mengulet serta mengartikulasikanng kurang kuat.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Enggh… maaf deh… tapi… kalian kok kurang ajar sich… kalian itu ngintip saya, kok justru saya yang diperintah tanggung-jawab?? Semestinya kan saya yang geram??", dari meminta saat ini saya jadi protes dengan kecewa sekalian mengendalikan nafsuku saat Wawan dan Suwito repot serang wilayah wilayah peka di badanku ini.

Dengar omelanku, Wawan dan Suwito hentikan gempuran mereka, serta mereka sama-sama berpandangan sesaat.

Saya sendiri memandang dongkol dari mereka, tetapi saya tidak dapat melakukan hal apa saja pada saat badanku masih melayang-layang seperti berikut dengan ke-2  tangan serta kakiku yang ada dalam kekuasaan mereka.

"Wah tak mau tahu, intinya non Eliza mesti tanggung-jawab. Lagian non Eliza udah membuat kita kita ngaceng berkali kali tanpa ada hasil sejak mulai pagi", kata Wawan lalu kembali memagut bibir vaginaku.

"Engghkk… ngghh…", saya melenguh kesenangan gara-gara siksaan Wawan ini serta pinggangku kembali meliuk sampai perutku terangkut tinggi.

Saya ingin meronta, saya pengin meminta supaya mereka melepaskanku ini hari saja, lantaran saya tidak pengin pada situasi lemas waktu terima telpon Andy malam nanti. Saya mau nikmati waktu saat mengobrol dengan Andy tanpa ada siksaan rasa pegal atau mengangut karena kepayahan.

Tetapi tidak lama kemudian saya tidak bisa kembali berpikiran tenang. Saya mengesah rintih kenikmatan saat ke-2  pergelangan tanganku dicekram oleh pak Berbudiin dan Suwito, dan tangan mereka yang satunya mereka pakai untuk meraba dan membelai perutku, sedang mereka berdua kembali mengulum puting puting payudaraku.

Semuanya masih ditambah lagi tingkah Wawan yang meraba raba ke-2  pahaku yang terpangku di pundaknya ini dengan ke-2  tangannya. Baru kesempatan ini mereka bertiga menyiksaku dengan sejahat ini. Semua kesan kepuasan yang kurasakan ini terlampau luar biasa serta merisaukan pikiranku.

Pada akhirnya saya pilih nikmati waktu saat jadi bulan bulanan tiga pejantan ini, dan saya cuma dapat mengharap malam nanti saya masih lumayan kuat untuk terima telpon Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Badanku menyebutng berulang-kali, pinggangku meliuk serta meliuk sangking nikmatnya rasa nikmat yang kuterima ini. Tidak dapat kutahan kembali, saya harus berserah alami orgasme.

Saya melenguh sejadi jadi dan mengulet bagus membebaskan luapan liar ini, serta sekali ini tidaklah ada satu juga pada mereka yang pengin mengampuniku meski saya meminta seperti apa saja.

Juga sekali ini mereka kian memperhebat siksaan mereka padaku. Saya rasakan lidah Wawan menyerang masuk isikan lubang vaginaku, serta tersebut tetap ditambahkan bibir Wawan yang memagut bibir vaginaku dengan liar.

"Aaahh… ooooh… Waaan…", suatu cucupan yang benar-benar kuat oleh Wawan pada bibir vaginaku membuatku menjerit kesenangan.

Rasanya tiap tambahan tulang di seluruhnya badanku lepas saat saya harus menyebutng bagus karena tingkah Wawan ini. Ke-2  betisku melekat kuat di punggung Wawan, oleh karena itu lututku tidak dapat kutekuk kembali.

Ke-2  tanganku yang melingkar di leher pak Bijakin dan Suwito tidak lepas meski saya mengulet seperti apa saja. Mereka menutup ke-2  pergelangan tanganku di muka dada mereka masing-masing dan tangan mereka yang satunya seperti tidak jenuh permainkan ke-2  payudaraku.

Dengan gerak badan yang terhenti sesuai ini, saya berasa tidak punya daya bahkan juga sekedar utk lepaskan pergolakan orgasmeku. Namun diam diam saya malahan benar-benar puas ditangani seperti berikut oleh mereka, serta saya sangatlah nikmati ketidak mempunyai dayaanku ini.

VII. Pembantaian Itu Bersambung

"Sudah dong… turunin saya ya…", saya meminta dan merengek-rengek dari mereka dengan napas yang tersengal.

"Aanggkkh…", saya melenguh sejadi jadi di saat jawaban yang kuterima merupakan pagutan Wawan di bibir vaginaku.

Namun cuma tidak lama saja, Wawan udah hentikan pagutannya. Dan dia turunkan ke-2  kakiku dari pangkuan pundaknya, membiarkanku terkait lemas dengan ke-2  tanganku yang selalu melingkar di leher pak Bijakin dan Suwito, dan ke-2  pergelangan tanganku yang selalu terkunci di muka dada mereka.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL PART6

Saya lihat Wawan ke arah pintu yang batasi sisi luar serta dalam di lantai dua rumahku ini, dan dia ambil kunci pintu yang menempel di lubang kunci sisi dalam pintu itu, lalu menempatkan kunci itu di sisi luarnya.

Seterusnya Wawan tutup dan menutup pintu itu, lalu dia masukkan kunci pintu itu dalam kantong celananya, sembari melihatku dengan senyuman penuh cibiran, seakan mau menuturkan bila sekali ini saya mustahil berhasil lolos.

Tiba-tiba saya terkaget lantaran saya mengetahui sebuah perihal. Bukan bab saya telah tak kemungkinan dapat larikan diri, sebab saya udah memahami kalau saya usaha lari ke bawah, selanjutnya di bawah kelak saya mesti terkepung kembali oleh mereka dari 2 arah serta akan lekas ketangkap kembali oleh mereka.

Yang kumaksud yakni, kenapa mereka memutuskan tempat jemuran busana ini sebagai tempat menghajar diriku? Di area yang begitu terbuka ini, bagaimana kalaupun kelak rintihan dan lenguhanku sampai kedengar oleh orang yang melalui di jalan depan rumahku? Atau, bagaimana bila kami hingga tampak oleh tetangga di muka rumahku yang tanpa berniat memandang mengarah rumahku?

"Wan… gak boleh di sini dong… di kamar saja ya…", saya mulai merengek-rengek.

"Biar non dapat lari?", bertanya Wawan dengan suara mengolok.

"Nggak… bukan begitu Wan… saya takut bila di sini kelak suaraku kedengar orang di muka gimana… Iya dech saya janji gak dapat lari kembali", saya usaha meminta dengan suara memelas.

"Ya bila begitu non tidak boleh bernada, enteng kan?", jawab Wawan sesenang hati, dan dia mulai dekatiku.

Saya memandang Wawan sembari menempatkan paras cemberut, tetapi selang beberapa saat badanku melafalkanng di saat ke-2  payudaraku udah kembali diremas remas oleh pak Berbudiin serta Suwito.

"Eeh… mmmhh…", saya mendesah dan menggelinjang, di antara kenikmatan serta kesakitan.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Wawan selalu merapat, dan sekarang penglihatanku berganti menjurus pada penis Wawan itu telah tegak mengacungkan itu, yang telah siap untuk mengeduk serta memerkosa lubang vaginaku.

Di saat Wawan telah membungkuk di hadapanku serta ke-2  pahaku yang kurapatkan mulai sejak barusan ini dikendurkan olehnya, saya menggigit bibir serta pejamkan mataku, siap-siap mengikhlaskan lubang vaginaku ini terima tusukan biadab dari penis superior Wawan itu.

"Mmm…", saya mengesah perlahan saat kurasakan bibirku ini di cium halus, serta saya terus pejamkan mataku.

Kecupan Wawan ini demikian mesra. Membuat jantungku berdetak cepat.

"Mmmhh…", saya kembali mengesah di saat kurasakan sebuah jemari tangan tercelup masuk ke lubang vaginaku.

Jemari tangan yang nakal itu mulai mengeduk lubang vaginaku. Tambah lagi dengan remasan remasan halus pada ke-2  payudaraku oleh pak Berbudiin serta Suwito, pula kecupan mesra Wawan yang sekarang udah beralih menjadi pagutan penuh hasrat pada bibirku, semuanya ini membuatku mulai menderita dalam birahi.

Ke-2  lututku terasanya lemas. Jika kini ke-2  tanganku tidak melingkar di leher ke-2  pejantan yang ada di sisi kanan serta kiriku ini, ke-2  kakiku ini jelas tidak dapat menyokong badanku. Saya kembali rapatkan ke-2  pahaku, coba membatasi derasnya laporkan jemari tangan Wawan yang mengakibatkan rasa nyeri di lubang vaginaku.

Sedangkan saya terus mengerang ketahan pada saat bibirku selalu dipagut Wawan semacam ini, serta napasku mulai habis. Saya makin teraniaya dalam kepuasan ini. Saya tidak bisa meronta, badanku rasanya begitu lemas, tenagaku amblas tidak tahu ke mana.

Saya buka mataku, memandang Wawan dengan sayu, coba menggelengkan kepalaku, mengharapkan dia ketahui kodeku jika saya telah memulai menanggung derita lantaran kekurangan napas. Tetapi Wawan justru meningkatkan siksaan ini. Saya rasakan lidah Wawan melesak masuk ke mulutku, dan reflek saya membalasnya, sampai lidah kami sama-sama bertaut.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL PART6

Selanjutnya, Wawan dengan kuat mengisap mulutku, menarik dan menyesap air ludah dalam mulutku ini. Saya tidak dapat bernafas kembali lantaran pergolakan birahi yang menyerang diriku ini semisal menyumpal dadaku.

"Oooh…", saya meratap lega saat selanjutnya Wawan melepas pagutannya sehabis bahagia mencucup seluruhnya air ludah dalam mulutku ini.

Napasku terengah tidak karuan sehabis barusan saya cukuplah lama kekurangan napas. Saya usaha atur napasku ini, akan tetapi cubitan nakal Suwito di puting kanan payudaraku ini membikin napasku kembali mengincar.

Serta saat pak Bijakin meremas kuat payudara kiriku, serta menyesap puting payudaraku itu dengan sekeras kuatnya, saya mendesah kesenangan nikmati seluruh cumbuan mereka ini.

"Aauw…", saya kembali mengeluhkan waktu Wawan dengan sesenang hati mengambil jemari tangannya yang sejak mulai barusan direndam celup ke lubang vaginaku.

‘Waan… memasukkan lagi…', saya menjerit dalam hatiku.

Saya sedih. Saya gak pengin jemari tangan yang nakal itu keluar dari dalam lubang vaginaku. Saya ingin meminta pada Wawan supaya dia ingin masukkan jemari tangannya kembali, atau justru masukkan penis perkasanya itu ke lubang vaginaku.

Namun saya masih lumayan sadar untuk mengontrol harga diriku jadi nona majikan mereka. Jadi saya mau tak mau diam serta pejamkan mataku, sembari mengharapkan mudah-mudahan Wawan lekas merayu lubang vaginaku kembali.

"Mmmhh…", saya melenguh lambat di saat merasai suatu yang tebal, hangat dan basah menghimpit bibir vaginaku.

Saya buka kembali mataku. Nyatanya kini Wawan sedang berjongkok di depanku serta menjilat-jilati bibir vaginaku. Ternyata Wawan masih mau permainkanku, menganiaya diriku yang telah terbenam dalam luapan birahiku ini.

Seterusnya Wawan memegang ke-2  pahaku, lalu dia memagut bibir vaginaku. Saya mendesah kesenangan, badanku kembali mengulet, kurasakan cairan cintaku kembali menetes.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Serta kesan yang gemilang menimpa diriku sewaktu tau-tau Suwito mencengkeram serta memagut bibirku, sementara itu pak Berbudiin yang masih tetap menyusu di puting kiri payudaraku, saat ini  meremasi payudaraku yang satunya, yang pernah tidak bekerja lantaran dibiarkan oleh Suwito yang sekarang repot melumat habis bibirku.

"Mmmh… mmm…", saya mendesah nikmat gara-gara cumbuan bertubi tubi yang telah dilakukan tiga pejantanku ini, serta saya cuma dapat mengguman tidak terang karena bibirku yang selalu dipagut dengan garang oleh Suwito.

Seakan seluruhnya belumlah cukup, sekarang Wawan kembali menusukkan lidahnya ke lubang vaginaku. Lidah itu menarik lubang vaginaku dengan nakal sekali, meliuk liuk ke kiri dan ke kanan, ke atas dan ke bawah, bikin mataku terbeliak, badanku melafalkanng dan menyebutng.

Saya tentu sudah menjerit kenikmatan bila bibirku sedang tidak dilumat oleh Suwito seperti berikut.

"Mmmhh… mmmpphh…", dalam serangan mereka saya mengesah panjang dan badanku tersentak sekian kali mendampingi orgasme bagus yang menyerang badanku.

Otot perutku menyebutng sampai ibaratnya bakal kram, datangkan rasa nikmat pada terasa sakit yang menganiaya diriku. Semuanya masih ditambah lagi dengan rasa nyeri yang semakin jadi pada lubang vaginaku, yang memaksakanku untuk tetap orgasme.

Saya merasai cairan cintaku membanjir banyak. Namun dengan kejam Wawan memagut bibir vaginaku kuat kuat dan pagutan itu gak lepas walaupun saya menggeliat seperti apa saja. Serta seluruh cairan cintaku yang selalu meluluh itu dicucup serta diseruput Wawan hingga sampai habis.

"Mmmhk…", saya mengesah kurang kuat, pasrah.

Tidaklah ada yang dapat kulakukan selainnya menggelepar, meronta, mengerang terhenti. Tetapi gelombang orgasme yang menderaku ini benar-benar tidak berhenti, sebab Wawan lagi mengeduk aduk lubang vaginaku dengan lidahnya, sementara itu Suwito gak membebaskan bibirku dari pagutannya, sementara pak Bijaksanain masih tetap bergairah memagut puting kanan payudaraku.

Mereka terus menjarah badan nona majikan mereka ini.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BAHENOL PART6

Sehabis sesaat disiksa sebagai berikut oleh mereka, penglihatanku mulai kabur. Saya udah lemas serta cuma dapat pasrah terima semuanya. Tenagaku seperti lenyap bersama cairan cintaku yang tetap membanjir keluar lubang vaginaku. Serta rasa gak punya daya ini mengantarku orgasme kembali buat ke demikian kalinya.

"Uhuuk… ngghhk…", saya terbatuk batuk kekurangan napas waktu Suwito melepas pagutannya, dan saya masih tetap melenguh nikmati orgasmeku.

"Non… non cakep sekali…", desah Suwito, lalu mengecup telingaku, mengulum daun telinga kiriku, memperbanyak semua kesan nikmat yang udah mulai dari barusan menganiaya badanku.

"Oooh…", saya mengerang dan menggigil, mataku kupejamkan kuat kuat.

Cumbuan yang tengah dilakukan Suwito kini demikian mesra, membuatku makin kebingungan dan gak tahu mesti melakukan hal apa. Jantungku berdetak kuat, dan orgasmeku benar-benar tidak berhenti.

"Telah Suwitoo… kamu mengapa sich… oooh…", saya merengek-rengek, akan tetapi saya kembali mengerang di saat tau-tau kurasakan suatu hal yang hangat di leherku.

Saya tidak lagi rasakan kuluman pada puting kanan payudaraku, bermakna pasti pak Bijakin yang menggeser gempurannya di leherku ini.

"Pak Bijaksanain juga… auuuh… Waaan… udaaah…", saya merengek-rengek rengek, meminta mereka hentikan pembantaian kepada diriku ini.

Namun mereka mana ingin mendengarkanku?

"Oooh… sudaah… hentikaaan…", saya terus menjerit, merengek-rengek, meminta dengan napas yang tersengal.

Namun lidah yang nakal itu masih juga bermain di lubang vaginaku, menyerang dan mengeduk tiada ampun. Daun telinga kiriku terus dilumat secara lembut, lalu jilatan dan ciuman pada leherku ini… pula semua rabaan tangan tangan mereka yang penuh hasrat di sekujur badanku ini…

"Aaaah…", saya menjerit panjang, tidak sanggup terima siksaan orgasme untuk orgasme yang selalu menderaku mulai sejak badanku jatuh ke tangan tiga pejantanku.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama